5 Istilah Umum yang Perlu Diketahui Sebelum Terjun ke Dunia Saham

Sebagai investasi, saham bisa dibilang masuk jenis high risk dan high return Berikut ini ada 5 istilah umum yang ada di saham.
Pengunjung berada di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung berada di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Saham merupakan salah satu jenis investasi yang sudah lama dikenal masyarakat Indonesia. Istilah ini sendiri merujuk pada surat berharga yang merupakan tanda penyertaan modal seseorang atau pihak badan usaha dalam sebuah perusahaan atau perseroan terbatas. Misalnya saja yang cukup kondang di Indonesia adalah Unilever, Sampoerna, dan masih banyak lagi lainnya.

Sebagai investasi, saham bisa dibilang masuk jenis high risk dan high return. Maksudnya, keuntungan yang ditawarkan berbanding lurus dengan risiko yang akan diterima. Semakin besar keuntungan yang didapatkan, semakin besar pula kerugian yang bisa diterima. Apalagi, saham sangat fluktuatif, nilainya bisa naik dan turun sangat cepat, bahkan hitungan jam.

Meski risiko begitu besar, banyak orang masih tergiur mencoba untuk investasi saham. Sebenarnya tidak ada salahnya untuk melakukan investasi saham. Karena banyak yang telah sukses sebelumnya. Namun ada baiknya untuk mempelajari berbagai hal mengenai saham, termasuk  istilah-istilah yang sering digunakan. Berikut ini ada 5 istilah umum yang ada di saham.

  1. Bullish & Bearish

Pertama yang kerap kali digunakan adalah bullish atau yang disebut juga dengan bull market. Istilah ini didefinisikan sebagai kondisi pergerakan saham yang cenderung naik pada waktu tertentu. Saat pasar mulai naik, akan semakin banyak pula orang-orang yang menanamkan uangnya di pasar saham. 

Ada beberapa hal yang menyebabkan bullish, yakni ekonomi yang kuat, kenaikan jumlah orang yang bekerja atau penurunan jumlah pengangguran dan laba perusahaan yang meningkat.

Sementara bearish atau bear market merupakan kebalikan dari bullish. Ini merupakan kondisi di mana saham cenderung turun, di mana kuartal demi kuartal pasar bergerak turun sekitar 20 persen. Salah satu pertanda terjadinya bearish adalah orang-orang mulai takut memasukkan uangnya ke pasar saham. Ada beberapa penyebab terjadinya bearish adalah kelesuan ekonomi, tingkat pendapatan yang rendah, serta laba perusahaan menurun.

  1. Broker

Kamu pasti sudah sering mendengar istilah broker atau yang familiar disebut dengan makelar dalam investasi. Namun sebenarnya, apa dari istilah tersebut? Broker secara mudahnya adalah perusahaan sekuritas yang merupakan perantara antara pasar modal dengan investor atau trader. Bila kamu baru di dunia investasi forex pastikan banyak membaca terkait info trading forex untuk pemula, supaya bisa berinvestasi saham secara cerdas, aman dan tenang.

Ada beberapa peran dari broker, mulai dari menyediakan platform trading online, memfasilitasi dengan berbagai instrumen keuangan dan masih banyak lagi lainnya. Sekarang ini banyak sekali broker forex Indonesia, namun pastikan untuk memilih yang terpercaya dan sudah terdaftar di BAPPEBTI. 

Selain itu jangan lupa untuk memeriksa secara lebih menyeluruh tentang latar belakang broker. Ini untuk mengantisipasi adanya penipuan. Dewasa ini banyak sekali penipuan di investasi, jadi sangat perlu untuk berhati-hati dan selalu waspada.

  1. Ask Price

Ask price atau ask rate merupakan istilah harga penawaran atau penjualan pada saham. Dan ini adalah kebalikan dari bid price. Jika bid price adalah harga penawaran di mana pasar siap untuk melakukan pembelian, maka ask price adalah harga penawaran di mana pasar siap untuk menjual. Jadi bagi investor, bid price merupakan harga untuk bisa menjual, sebaliknya ask price merupakan harga di mana investor siap membeli.

  1. Candlestick

Candlestick merupakan salah satu jenis grafik pergerakan saham. Ada beberapa instrumen yang bisa digunakan yakni bar chart, line chart, dan candlestick. Dibandingkan lainnya, candlestick lebih banyak digunakan karena menawarkan informasi yang lebih lengkap. Mulai dari harga pembukaan, harga tertinggi, sampai harga penutupan pada hari itu. Jenis grafik satu ini banyak digunakan untuk menganalisa saham dan menentukan rencana selanjutnya.

Di dalam pergerakan saham, jika candlestick berwarna hijau maka grafik akan cenderung naik. Dan jika berwarna merah, grafik akan cenderung turun. Metode ini berasal dari Jepang dan sudah teruji selama beratus-ratus tahun. Jika menguasai candlestick dengan baik, kamu akan memiliki dasar untuk masuk lebih jauh ke dunia saham.

  1. Stop Loss

Istiah terakhir adalah stop loss atau yang disebut juga dengan cut loss. Secara harfiah memiliki arti berhenti dari kerugian. Dan memang karena dalam dunia saham sangat fluktuatif, investor perlu memiliki strategi untuk tetap bisa bertahan. Salah satunya adalah melakukan stop loss jika harga saham terus menerus mengalami  penurunan. Hal ini dilakukan untuk memotong atau menghentikan kerugian yang akan terjadi.

Mempelajari berbagai istilah yang terdapat di dalam saham akan sangat membantu nantinya. Jadi, belajar hal-hal dasar terlebih dahulu sebelum terjun ke investasi merupakan tindakan yang sangat tepat sekali. Ingat sekali lagi untuk selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi. Apalagi yang memiliki risiko besar seperti saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper