Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuturkan saat ini biaya pendidikan di sekolah swasta yang ada di wilayah DKI Jakarta terbilang mahal akibat pandemi Covid-19.
Hal itu diungkapkan Anies saat membuka rapim ihwal paparan bantuan biaya masuk sekolah swasta bagi siswa dari keluarga terdampak Covid-19 pada 16 Juli 2020.
“Hidup hari ini di DKI itu menjadi beban yang jauh lebih besar bukan karena biayanya yang naik, tetapi karena pendapatannya yang turun, jadi kita semua sadar jika tidak balance pasti ada masalah di sini,” kata dia melalui video yang diunggah di Kanal Youtube DKI Jakarta pada Minggu (19/7/2020).
Kendati demikian, dia mengatakan, jika orang yang tidak sekolah ongkosnya bakal lebih mahal untuk negara.
“Biaya pendidikan itu maha, tetapi lebih mahal lagi tidak terdidik, kalau orang tidak sekolah ongkosnya lebih mahal buat negara,” kata dia.
Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) DKI Jakarta menyebut Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta menjanjikan solusi uang pangkal sekolah swasta bagi siswa tidak mampu dan tak lolos Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021.
Baca Juga
"Untuk uang pangkal, Bu Nahdiana (Kadisdik DKI Jakarta) waktu rapat dengan kami, dia bilang pak Imam tolong ngutang dulu deh uang pangkalnya. Bu Nahdiana janji enam bulan atau satu semester, nanti ada solusi," kata Ketua Umum BMPS DKI Jakarta Imam Parikesit di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (14/7/2020).
Imam mengatakan untuk gaji guru di sekolah swasta akan dibayarkan dari dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang ditransfer oleh Pemprov DKI Jakarta. Namun, untuk uang pangkal, kata dia, tidak harus dibayar di awal sehingga bisa dicicil selama pelajar mengikuti kegiatan belajar dan mengajar (KBM) di sekolah.