Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ganjil-Genap Dinilai Kontradiktif, Agkutan Umum Picu Klaster Corona

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Purwanto menilai langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menerapkan kembali kebijakan ganjil-genap di tengah perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi fase I kontradiktif untuk menekan laju pergerakan orang.
Peta jalan yang menerapkan ganjil genap per 3 Agustus 2020/Dok. Dishub DKI jakarta
Peta jalan yang menerapkan ganjil genap per 3 Agustus 2020/Dok. Dishub DKI jakarta

Bisnis.com, JAKARTA -  Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Purwanto menilai langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menerapkan kembali kebijakan ganjil-genap di tengah perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi fase I kontradiktif untuk menekan laju pergerakan orang.

“Saya melihat kebijakan Anies ini kontradiktif dengan perpanjangan PSBB [transisi]. Karena kemungkinan untuk penularan menjadi lebih besar di transportasi umum maupun di kantor. Klaster kantor baru kemarin kita kritisi sekarang angkutan umum,” kata Purwanto melalui sambungan telepon pada Rabu (5/8/2020).

Menurut dia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebaiknya menahan diri terlebih dahulu untuk mengeluarkan kebijakan ganjil genap tersebut. Dia beralasan telah terjadi lonjakan penggunaan angkutan umum ketika kebijakan itu diberlakukan.

“Faktanya angkutan umum terjadi lonjakan, coba dicek. Terjadi lonjakan penggunaan transportasi publik, dan ini menjadi kemungkinan penyebaran klaster [di transportasi umum],” kata dia.

Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta mencatat terjadi kenaikan jumlah penumpang sebesar 2,05 persen di moda transportasi umum setelah diberlakukannya kebijakan ganjil genap pada Senin (3/8/2020) kemarin.

“Volume lalu lintas terjadi penurunan sekitar dua persen di titik pemantauan. Kemudian angkutan umum secara rata-rata naik 2,05 persen tetapi dari proporsinya itu TransJakarta naik 2,62 persen. MRT turun delapan persen,” kata Kepala Dishub Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo melalui sambungan telepon, pada Selasa (4/8/2020).

Berdasarkan data milik Dishub, terjadi penambahan jumlah penumpang di TransJakarta sebanyak 4.333 orang atau sekitar 2,62 persen. Angka itu diperoleh dari selisih jumlah penumpang pada 3 Agustus sebanyak 169.517 orang dengan jumlah penumpang pada 27 Juli sebanyak 165.184 orang.

Mengenai jumlah penumpang MRT, dia menuturkan terjadi penurunan penumpang sebesar 752 atau sekitar delapan persen. Angka itu diperoleh dari selisih jumlah penumpang pada 27 Juli sebanyak 9.405 orang dengan jumlah penumpang pada 3 Agustus sebanyak 8.653 orang.

Secara keseluruhan, menurut catatan Dishub, terjadi kenaikan volume angkutan umum yang meliputi TransJakarta dan MRT sebesar 3.581 atau sekitar 2,05 persen jika dibandingkan pergerakan jumlah penumpang pada pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper