Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menuturkan bioskop cenderung memiliki tingkat penyebaran Covid-19 lebih rendah ketimbang tempat atau unit usaha lain yang telah dibuka seperti restoran, perkantoran dan pesawat terbang.
Ariza beralasan bioskop memiliki ruangan interior yang jauh lebih luas dengan ceiling atau plafon yang terbilang tinggi. Sehingga, menurut dia, potensi penyebaran Covid-19 di ruang bioskop terbilang rendah.
“Bioskop itu ruangannya jauh lebih luas ceilingnya tinggi jadi potensi penyebarannya [Covid-19] juga jauh lebih kecil. Aerosolnya dia itu 0,3 persen jauh dibandingkan dengan tempat-tempat lainnya,” kata Ariza saat meninjau kesiapan pembukaan bioskop di XXI Cililitan, Jakarta Timur, pada Sabtu (29/8/2020).
Selain itu, Ariza menambahkan, kegiatan menonton di bioskop relatif aman dari penyebaran Covid-19 karena setiap orang menghadap ke layar. Malahan, menurut dia, umumnya pengunjung bioskop tidak saling mengenal sehingga kontak erat cenderung minim.
“Jadi potensi berbicara hampir tidak ada, di bioskop hanya menggunakan mata dan telinga, itu yang membuat bioskop lebih baik dari pada restoran perkantoran dan di dalam pesawat [terbang],” kata dia.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak menetapkan waktu khusus ihwal rencana pembukaan bioskop di tengah pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi fase I.
Baca Juga
Pasalnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melimpahkan seluruh kesiapan pembukaan bioskop kepada para pengelola terkait dengan proposal pembukaan bioskop, termasuk di dalamnya ihwal waktu pembukaan dan protokol kesehatannya.
“Untuk pembukaan bioskop agak berbeda dengan tempat usaha lainnya, kalau sebelumnya ditentukan oleh Pemprov DKI dengan SK Kadisparekraf tanggal sekian sampai dengan sekian boleh beroperasi, untuk sekarang polanya diubah. Kita menunggu ajuan dari pelaku usaha,” kata Plt Kepala Disparekraf Provinsi DKI Jakarta, Gumilar Ekalaya melalui sambungan telepon kepada Bisnis, pada Sabtu (29/8/2020).
Adapun pengajuan proposal pembukaan bioskop itu dilakukan oleh per grup usaha sehingga tidak menyeluruh pada setiap manajemen bioskop.