Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anies Pamer JAKI, Warganet: Kami Tak Butuh Aplikasi, Kami Butuh Covid-19 Hilang

“Sebelum pergi ke luar rumah, cek JAKI dulu buat cek sebaran kasus Covid-19. Jangan ambil risiko membahayakan orang yang kamu sayang, ya!” tulis Anies.
Aplikasi JAKI untuk mengecek sebaran Covid-19 di DKI Jakarta./Instagram@aniesbaswedan
Aplikasi JAKI untuk mengecek sebaran Covid-19 di DKI Jakarta./Instagram@aniesbaswedan

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memamerkan aplikasi JAKI untuk mengecek sebaran kasus Covid-19 di Jakarta.

Dipantau, Selasa (1/9/2020), Anis lewat akun Instagram @aniesbaswedan mengunggah video aplikasi JAKI dan menulis bahwa Jakarta saat ini masih dalam tahap pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi, dan berkutat dengan Covid-19.

“Sebelum pergi ke luar rumah, cek JAKI dulu buat cek sebaran kasus Covid-19. Jangan ambil risiko membahayakan orang yang kamu sayang, ya!” tulis Anies.

Selanjutnya, dia menuliskan bahwa aplikasi JAKI bisa diunduh melalui Google Play dan App Store.

Unggahan Anies ini menuai reaksi beragam dari warganet. Sebagian warganet mengatakan tak butuh JAKI, yang dibutuhkan adalah Covid-19 hilang dari Jakarta.

@habilhuseen:Pak jgn hanya PSBB nya di perpanjang terus. Tapi isi aturan2nya pak di perketat/ditambahkan... di jkt makin parah pak. Kami g butuh aplikasi pak, kami butuh covid hilang di jkt khususnya di Indonesia.

Ada juga warganet yang meminta Anies memperketat aturan, agar Virus Corona hilang dari Jakarta.

@andicahyoramadon:Pak persebaran covid karna yg isolasi drmh suka keluar rmh pa jd menularkan ke yg lain ,, apalagi warga jkt banyak yg ga pake masker apalagi jika sudah di gang" Rmh mreka , TOLONG LAH PAK, jika jkt dan indonesia niat INGIN HILANGKAN KORONA , aturanya diPERKETAT.. Mau sampai kapan seperti ini ,warga jakarta jg harus dididik dgn sedikit KEJAM demi kesehatan dan keselamatan semua ,, sehat Selalu Bapak dan Keluarga ??

Selain itu, ada pula yang mengatakan agar Anies jangan seenaknya memperpanjang PSBB, karena akan sulit memperoleh penghasilan dan terancam pemutusan hubungan kerja (PHK).

@dj.audhy.grzlle:Jangan se enak nya aja pak buat psbb diperpanjang situ mau ngasih makan semuanya emang pak? Disini kena phk gara"bapak!! Situ enak psbb"dapet gajih lah kita? Dapet apesnya pak! Yg ada saya bukan mati karena corona malah mati kelaparan inget itu pak!!

Uniknya, ada warganet yang mengatakan JAKI adalah gimmick.

@wheyoandwe:JAKI itu gimmick pak, saya sering menggunakan JAKI untuk melaporkan pelanggaran lalu lintas, motor2 parkir di trotoar, mobil parkir sembarangan pinggir jalan. Hanya dijawab dengan selfie oleh dishub, setelah itu tidak ada yg berubah. Kita butuh action plan yg nyata pak, jangan gimmick.

Kemarin, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencatat 1.029 penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19, Senin (31/8/2020).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia menuturkan pihaknya telah melakukan tes PCR sebanyak 5.328 spesimen.

“Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 4.315 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 584 positif dan 3.731 negatif. Namun, penambahan kasus hari ini totalnya 1.029 kasus, karena sebanyak 445 kasus adalah akumulasi data dari tanggal 28 dan 29 yang baru dilaporkan,” kata Dwi melalui keterangan resmi, Senin (31/8/2020).

Adapun, jumlah orang yang telah dites PCR selama sepekan terakhir sebanyak 56.815 orang, sedangkan jumlah kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta sampai saat ini berjumlah 8.569 orang. Mereka tengah dirawat di sejumlah rumah sakit rujukan atau menjalani isolasi secara mandiri.

"Sedangkan, jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 40.309 kasus. Dari jumlah tersebut, 30.538 orang dinyatakan telah sembuh dengan tingkat kesembuhan 75,8 persen dan 1.202 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 3 persen,” jelasnya.

Mengenai positivity rate atau persentase kasus positif, Dwi menerangkan, sepekan terakhir DKI Jakarta mencapai angka 9,7 persen.

"Sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 6, persen. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen,” ujarnya.

Menurut Anies penanganan Covid-19 di DKI Jakarta relatif terkendali.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper