Bisnis.com, JAKARTA — Wali Kota Bogor Bima Arya memaparkan temuan menarik terkait pandemi Covid-19 di daerah pimpinannya. Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut mengklaim masih ada 19 persen warga Bogor yang percaya dengan teori-teori konspirasi.
Dia menyatakan jumlah warga yang tidak percaya dengan teori konspirasi soal Covid-19 sebenarnya lebih banyak, yakni 29 persen. Namun, masih ada lebih dari 50 persen warga yang bingung dan belum menentukan sikap.
"Mayoritas warga enggak paham apa itu Covid-19, mereka merasa jauh dari Covid-19. Lalu dari survei, 19 persen percaya teori konspirasi, 29 persen enggak percaya teori konspirasi. Ada lagi 50 persen bingung, bisa jadi ya [percaya] bisa tidak," kata Bima dalam diskusi daring yang digelar Smart FM, Sabtu (12/9/2020).
Bima mengatakan bahwa survei itu punya tingkat akurasi yang bisa dipertanggungjawabkan. Penelitian dilakukan terhadap 21.000 sampel responden, bekerja sama dengan komunitas LaporCovid-19 dan akademisi dari Nanyang Technological University (NTU).
Survei tersebut, kata dia, akan dijadikan rujukan untuk menentukan arah kebijakan Pemkot ke depan. Setidaknya dari penelitian itu, Bima menyadari bahwa edukasi yang dilakukan jajarannya kepada warga masih sangat kurang.
"Ada warga yang masih mengeluh kepada kami bahwa mereka tidak didatangi untuk diberi pemahaman soal Covid-19. Artinya ini edukasi memang masih kurang dan akan kami perbaiki," ujarnya.
Berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan Kota Bogor pada Jumat (11/9/2020), jumlah kasus Covid-19 di Kota Bogor telah mencapai 837.
Dalam keterangan resminya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan faktor usia menjadi pemicu utama meningkatnya lonjakan kasus dalam sepekan terakhir.
"Warga Kota Bogor yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari faktor usia sebagian besar pada usia produktif dan hanya dua kasus yang usianya di atas 60 tahun," jelas Sri.