Bisnis.com, JAKARTA — Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta melaporkan Tinggi Muka Air (TMA) Pintu Air Jembatan Merah di Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, yang dilalui aliran Sungai Ciliwung mencapai 202 cm setelah hujan melanda sebagian kawasan ibu kota pada Jumat (16/10/2020) sore.
Berdasarkan data TMA itu, Dinas SDA melaporkan status siaga 1 pada Pintu Air Jembatan Merah tersebut. Kendati demikian, Dinas SDA mensinyalir ketinggian muka air itu disebabkan karena adanya penurunan muka tanah.
“Sepertinya harus dikoreksi karena kemungkinan besar ada penurunan muka tanah. Kami akan kalibrasi ulang. Tetapi secara keseluruhan yang lebih dilihat adalah ketinggian Pintu Air Marina dan Pompa Pluit. Selama laut surut air masih mengalir ke laut,” kata Sekretaris Dinas SDA DKI Jakarta Dudi Gardesi melalui sambungan telepon pada Jumat (16/10/2020).
Menurut dia, fenomena penurunan muka tanah di sejumlah titik di kawasan DKI Jakarta menjadi isu tersendiri di dinas SDA. Pasalnya, dia mengatakan, rata-rata penurunan muka tanah di DKI Jakarta sebesar 7,5 cm per tahun.
“7,5 centimeter itu lebih ekstrim lagi tapi intinya penurunan muka tanah itu enggak seragam di semua titik ada yang ekstrim ada yang cukup stabil,” ujarnya.
Sebelumnya, Juru bicara BPBD DKI Jakarta Mohammad Insaf mengatakan empat wilayah kota DKI Jakarta terendam banjir imbas curah hujan tinggi yang mengguyur ibu kota sejak Jumat (16/10/2020) sore. Adapun ketinggian air mulai dari 10 hingga 70 cm.
Baca Juga
“Total ada tujuh Rukun Tetangga [RT] yang terendam banjir dan 19 jalan tergenang sejak pukul 5 sore,” kata Insaf melalui keterangan tertulis pada Jumat (16/10/2020).
Berdasarkan data yang dihimpun BPBD DKI Jakarta, dia menerangkan, terdapat dua RT yang terendam banjir di Kelurahan Bangka, Jakarta Selatan.
Kemudian, terdapat dua RT yang terendam di Kelurahan Srengseng, satu RT yang terendam di Kelurahan Sukabumi Utara dan dua RT yang terendam di Kelurahan Kebon Jeruk. Ketiga kelurahan itu berada di wilayah administrasi kota Jakarta Barat.