Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anies Ubah Rute LRT, PDIP Sebut Pemprov DKI Rugi dan Swasta Diuntungkan

Anies akan menyerahkan rute Pulo Gebang–Joglo sepanjang 32,8 km kepada pihak swasta melalui skema kerja sama pemerintah daerah dan badan usaha (KPDBU).
Suasana proyek pembangunan LRT (Light Right Transit) di Kawasan Kuningan, Jakarta, Sabtu (11/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Suasana proyek pembangunan LRT (Light Right Transit) di Kawasan Kuningan, Jakarta, Sabtu (11/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PDI Perjuangan atau PDIP mengkritik rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang akan mengubah rute Light Rail Transit (LRT).

Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak lewat keterangan tertulisnya, Sabtu (31/10/2020), mengatakan bahwa perubahan rute tersebut terungkap di dalam paparan Dinas Perhubungan pada 22 Oktober 2020.

Menurut Gilbert, di dalam paparan Dinas Perhubungan, Anies mengurangi alokasi rute LRT yang akan dikelola oleh Pemprov DKI dari 100 kilometer menjadi 23,2 km, yaitu Kelapa Gading – JIS (Jakarta International Stadium) 8,2 km, Kelapa Gading – Velodrome 5,8 km, Velodrome – Klender 4,1 km, dan Klender – Pondok Bambu – Halim 5,2 km.

Di sisi lain, Anies akan menyerahkan rute Pulo Gebang–Joglo sepanjang 32,8 km kepada pihak swasta melalui skema kerja sama pemerintah daerah dan badan usaha (KPDBU).

Rute ini akan melalui Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Kampung Melayu, Jalan Prof. Dr. Satrio, Pejompongan, Palmerah, Bundaran Senayan, Permata Hijau, dan berakhir di Joglo.

“Rute yang dibuat Pak Anies tidak sesuai dengan Perpres Nomor 55 tahun 2018 dan sangat merugikan Pemprov DKI. Di dalam Perpres, Pemprov DKI dapat rute LRT ke pusat-pusat aktivitas di tengah kota. Tapi, Pak Anies malah mengubah rute, sehingga Pemprov DKI hanya dapat rute di pinggiran yang sepi penumpang, sedangkan swasta punya rute yang empuk ke tengah kota,” jelasnya.

“Pertanyaan saya, Pak Anies ini kerja untuk Pemprov DKI atau untuk swasta?” lanjut Gilbert.

Menurut Peraturan Perpres No. 55 tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek tahun 2018-2029, Pemprov DKI mendapatkan penugasan untuk membangun LRT dengan panjang sekitar 100 kilometer.

Rute itu terdiri dari Kelapa Gading-Velodrome 5,8 km, Velodrome-Dukuh Atas 9 km, Kemayoran - Kelapa Gading 21,6 km, Joglo - Tanah Abang 11 km, Puri Kembangan - Tanah Abang 9,3 km, Pesing - Kelapa Gading 20,7 km, Pesing - Bandara Soekarno-Hatta 18,5 km, Cempaka Putih - Ancol 10 km.

Selain itu, Gilbert yang merupakan anggota komisi B DPRD DKI yang membidangi urusan transportasi juga mempertanyakan besaran tarif jika pembangunan dan pengelolaan LRT diberikan kepada swasta.

“Jika swasta yang mengelola, berapa tarifnya? Harga tarif harus terjangkau oleh rakyat kecil. Harga keekonomian tarif LRT berkisar Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per orang. Saya tebak, nanti pihak swasta akan minta subsidi tarif ke Pemprov DKI. Selain subsidi, Pemprov DKI kemungkinan nanti juga harus mengeluarkan anggaran untuk pembebasan lahan dan biaya konstruksi. Belum lagi, Pemprov DKI harus kehilangan potensi pendapatan karena konsesi TOD (Transit Oritented Development) diberikan ke swasta. Kalau begini caranya, Pemprov DKI rugi berkali-kali,” ujarnya.

Gilbert menegaskan, pihaknya menolak usulan rute baru ini. Pasalnya, program LRT harus berorientasi pada pelayanan publik, bukan untuk cari keuntungan.

“Kenapa harus kasih ke swasta? Apakah karena biaya? APBD di pemerintahan sebelumnya lebih kecil, tapi bisa membangun depo dan jalur LRT. Jadi, ini bukan karena APBD tidak cukup, namun sepertinya ada deal-deal lain yang kita tidak tahu,” pungkas Gilbert.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper