Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anies Bikin Dua Indikator Keberhasilan Tangani Banjir Jakarta, Apa Saja?

Dua indikator itu bertumpu pada proses mitigasi terkait upaya mengurangi dampak banjir di tengah masyarakat.
Jalanan Jakarta tertutup air pada Senin, (21/9/2020)./Dok. BNPB
Jalanan Jakarta tertutup air pada Senin, (21/9/2020)./Dok. BNPB

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan ada dua indikator keberhasilan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menangani potensi banjir akhir 2020.

Dua indikator itu bertumpu pada proses mitigasi terkait upaya mengurangi dampak banjir di tengah masyarakat. Konsentrasi mitigasi itu, menurut Anies, disebabkan karena potensi banjir tidak terhindarkan jika curah hujan Ibu Kota berada di atas 100 milimeter (mm) per hari terkait dengan fenomena la nina pada akhir 2020.

“Dua indikator suksesnya. Satu tidak ada korban, semua warga selamat. Dua, genangan harus surut dalam 6 jam. Ini bila curah hujan di atas kapasitas sistem drainase kita,” kata Anies saat menyampaikan apel kesiapsiagaan musim hujan di Lapangan JICT, Pelabuhan Tanjung Priok, pada Rabu (4/11/2020) pagi.

Ihwal fokus mitigasi itu, dia beralasan, sistem drainase Ibu Kota memiliki ambang batas rata-rata kapasitas penampungan air hujan sebanyak 100 mm per hari.

“Rata-rata, ada yang 50 mm ada 70 mm ada 120 mm ada 150 mm tergantung kawasannya. Tapi rata-rata sekitar 100 mm,” kata dia.

Dengan demikian, dia mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mesti memastikan tidak ada bencana banjir jika curah hujan berada di bawah 100 mm.

“Di sisi lain apabila curah hujan berada di angka di atas 100 mm, seperti pada awal tahun ini di bulan Januari kita mengalami curah hujan sebesar 377 mm per hari. [Atau] 3,7 kali lipat dari kapasitas yang dimiliki sehingga mau tidak mau air akan tergenang, terjadilah banjir,” ujarnya.

Dua hari lalu, dia berpendapat sistem drainase DKI Jakarta menjadi penyebab utama dari bencana banjir besar yang menimpa Ibu Kota pada awal 2020.

Pendapat itu disampaikan Anies saat menyoroti tema produk jurnalistik yang mendapatkan Anugerah Jurnalistik Mohammad Husni Thamrin yang ke-46. Pasalnya, mayoritas karya jurnalitik tersebut mengangkat isu banjir besar yang melanda Ibu Kota pada Januari 2020 lalu.

“Kita bulan Januari itu mengalami curah hujan tertinggi dalam sejarah pencataan hujan di DKI Jakarta. Pencatatan sejarah hujan itu lebih dari 150 tahun dan kemarin kita mengalami tertinggi, sehingga peristiwa ini merupakan peristiwa sejarah. Kejadian Januari 2020 itu akan dikenang,” kata dia saat memberi sambutan dalam Anugerah Jurnalistik MH Thamrin 2020 di Balai Kota DKI Jakarta pada Senin (2/11/2020).

Dia menuturkan curah hujan pada awal tahun 2020 itu mencapai 377 milimeter per hari atau dalam hitungan 24 jam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper