Bisnis.com, JAKARTA — Dinas Pendidikan DKI Jakarta sedang mempersiapkan pembelajaran campuran atau blended learning di tengah pandemi Covid-19. Pembelajaran itu direncanakan bakal mengkombinasikan antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran dari rumah.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana mengatakan pihaknya terus melakukan persiapan pelaksanaan pembelajaran campuran itu di tengah pandemi Covid-19 sembari mempersiapkan pembelajaran tatap muka di Ibu Kota.
Persiapan itu ditunjukkan dengan adanya laman Siap Belajar. Laman itu digunakan untuk melakukan asesmen terhadap sekolah-sekolah yang ada di DKI Jakarta.
“Kami juga selalu berkoordinasi dengan banyak pihak, mulai dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), para pakar pendidikan, platform dan para mitra pendidikan, serta orang tua untuk dapat memastikan standar asesmen yang kami lakukan dapat lebih akurat,” kata Nahdiana melalui keterangan resmi pada Sabtu (2/1/2021).
Hasil dari asesmen tersebut akan dijadikan dasar bagi Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta untuk menentukan sekolah-sekolah yang siap dan dapat melaksanakan pembelajaran campuran atau blended learning.
Nahdiana menambahkan laman Siap Belajar tersebut tidak berhenti pada tahapan asesmen sekolah saja, melainkan juga dilanjutkan dengan verifikasi kondisi sekolah secara langsung. Selanjutnya, bagi sekolah yang terpilih dan menjadi sekolah model akan dilakukan pengawasan dan evaluasi terkait pelaksanaan.
“Tentunya hal tersebut sedang kami gencarkan sosialisasinya kepada satuan-satuan pendidikan yang ada. Kami juga telah memanfaatkan platform JAKI [Jakarta Kini] untuk pengisian CLM [Corona Likelihood Metric] yang menjadi salah satu komponen dari asesmen Siap Belajar,” kata dia.
Dalam penerapannya, para orang tua memiliki hak penuh untuk menentukan apakah anaknya diberikan izin untuk mengikuti blended learning atau belajar dari rumah. Dengan demikian, pihak sekolah tetap harus mematangkan kesiapannya dalam melanjutkan pelaksanaan belajar dari rumah, terlebih bagi sekolah yang tidak memenuhi kriteria atau tidak menjadi sekolah model.
“Hal ini akan terus kami lakukan untuk memastikan keselarasan antara kami dan para orang tua dan peserta didik. Apalagi blended learning ini merupakan skema yang masih baru dan masih belum banyak dipahami, sudah menjadi tugas kami untuk memberikan informasi tersebut kepada masyarakat,” tuturnya.