Bisnis.com, JAKARTA — Dinas Kesehatan DKI Jakarta memperkirakan fasilitas kesehatan di wilayah ibu kota akan ambruk pada Februari mendatang.
Berdasarkan data per 12 Januari 2021, tingkat keterpakaian tempat tidur di ruang Intensive Care Unit atau ICU bagi pasien konfirmasi positif Covid-19 telah menyentuh di angka 85 persen.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia menuturkan kapasitas tempat tidur di ruang ICU saat ini berjumlah 995. Total kapasitas itu berasal dari 101 rumah sakit rujukan di seluruh wilayah Ibu Kota.
“Persentase keterisianya sebesar 85 persen dengan total pasien ICU sebanyak 849 orang,” kata Dwi melalui keterangan resmi pada Selasa (12/1/2021).
Dwi menerangkan, persentase keterpakaian tempat tidur di ruang isolasi mencapai 86 persen. Artinya, fasilitas kesehatan DKI Jakarta tengah merawat sebanyak 6.501 pasien di ruang isolasi.
“Untuk tempat tidur isolasi jumlahnya 7.548, persentase keterisiannya sebesar 86 persen dengan total pasien isolasi sebanyak 6.501 orang,” kata dia.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Weningtyas Purnomorini memprediksi fasilitas kesehatan terkait perawatan pasien konfirmasi positif Covid-19 bakal penuh pada 1 Februari 2021 mendatang
Weningtyas beralasan laju penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 di DKI Jakarta tidak dapat disusul oleh peningkatan kapasitas tempat tidur di seluruh rumah sakit rujukan Covid-19.
“Bila tidak dilakukan intervensi maka di Bulan Februari untuk ICU sudah penuh sedangkan untuk isolasi kemungkinan masih bisa bergerak karena kalau kita tambah dari beberapa rumah sakit baru,” kata Weningtyas dalam Rapat Koordinasi bersama dengan Kemenkes secara virtual pada Rabu (6/1/2021).
Weningtyas mengatakan jumlah keseluruhan tempat tidur di rumah sakit DKI Jakarta sebanyak 24.498. Saat ini, menurut dia, jumlah tempat tidur yang telah dikonversi menjadi perawatan khusus untuk pasien konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 8.085.
“Tentu saja pasien non Covid-19 harus kita perhatikan, sehingga mungkin hanya separuhnya [dikonversi] untuk Covid-19 kecuali dengan ketentuan lain bahwa 30 persen non Covid-19 dan 70 persen Covid-19 seperti bulan April lalu pada saat PSBB Ketat,” kata dia.