Bisnis.com, JAKARTA — Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI Justin Untayana menilai negatif langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghapus program normalisasi sungai di draft RPJMD.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD adalah rencana kerja 5 tahunan yang menjadi pedoman kerja birokrasi pemerintahan.
“Sama sekali tidak ada penjelasan mengapa Pak Anies menghapus normalisasi sungai dari draft perubahan RPJMD. Perlu diingat bahwa salah satu penyebab banjir adalah sungai meluap karena tidak mampu menampung air kiriman dari hulu,” kata Justin melalui keterangan tertulis, Rabu (10/2/2021).
Diseutkan, dokumen RPJMD halaman IX-79 menerangkan penanganan banjir melalui pembangunan waduk, naturalisasi, dan normalisasi sungai, yaitu upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh kerugian banjir di Jakarta adalah dengan pembangunan waduk, normalisasi, dan naturalisasi sungai.
Justin mengatakan ada 13 sungai yang melintasi Jakarta yang sedang, akan, dan telah dinormalisasi dan dinaturalisasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yakni Sungai Ciliwung, Angke, Pesanggrahan, Grogol, Krukut, Baru Barat, Mookevart, Baru Timur, Cipinang, Sunter, Buaran, Jati Kramat, dan Cakung.
Sementara itu, di dalam draft perubahan RPJMD halaman IX-105, program normalisasi sungai dihapus. Dengan demikian, peningkatan kapasitas aliran sungai hanya dilakukan melalui program naturalisasi sungai.
Baca Juga
“Masalahnya, sudah lebih dari tiga tahun Pak Anies menjabat sebagai Gubernur, tapi janji kampanye naturalisasi sungai seperti tidak ada realisasi sama sekali. Sementara itu, kegiatan pembangunan normalisasi sungai juga tidak dikerjakan karena Pemprov DKI sangat lambat dalam pembebasan lahan,” kata dia.
Belakangan, Anies tengah mengajukan draft perubahan RPJMD DKI Jakarta tahun 2017-2022 kepada DPRD.
Sebelumnya, Camat Pasar Minggu Arif Wibowo menuturkan tujuh RW di Pejaten Timur, Jakarta Selatan, masih terendam banjir hingga Selasa pagi. Tinggi permukaan air mencapai sekitar 210 sentimeter di RW 05 RT 05.
“Tinggi muka air di RW 05 dan RT 05 mencapai 210 sentimeter sedangkan warga yang mengungsi sebanyak 70 KK,” kata Arif melalui pesan tertulis, Selasa (9/2/2021).
Berdasarkan data yang diterima Bisnis, terdapat 7 RW di daerah Pejaten Timur yang masih terendam banjir. Data itu diperbarui pada pukul 07.00 WIB.
Sementara, jumlah pengungsi mencapai 243 Kepala Keluarga atau KK.
Arif menerangkan, banjir disebabkan luapan Kali Ciliwung. Belakangan, dia telah meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mempercepat normalisasi Kali Ciliwung.
“Tindak lanjutnya adalah agar disegerakan normalisasi Sungai Ciliwung, guna mengurangi risiko bencana. Di samping pengadaan air bersih, alat kesehatan dan alat kebersihan,” kata dia.