Bisnis.com, JAKARTA - Banjir melanda beberapa wilayah di DKI Jakarta sejak Jumat pagi (19/2/2021). Air banjir menggenangi perumahan hingga kampung lantaran derasnya curah hujan yang mengguyur Ibu Kota sejak dini hari.
Berdasarkan aplikasi Jakarta Kini (JAKI) setidaknya terdapat 13 RW yang tersebar di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dan Jakarta Barat yang terendam banjir.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meminta Pemprov DKI Jakarta melakukan pengawasan ketat dan memastikan protokol kesehatan tetap dijalankan, baik di posko pengungsian banjir maupun tempat pengungsian informal.
“Siagakan pos pengungsi yang mematuhi protokol kesehatan dengan sepenuhnya. Pengungsi menghadapi beban ganda, banjir dan resiko terpapar Covid-19 selama di pengungsian,” kata Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI August Hamonangan dalam keterangan resmi, Jumat (19/2/2021).
Seperti diketahui, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta berencana memisahkan tenda pengungsi umum, tenda kelompok rentan (ibu hamil dan lansia), serta tenda suspek Covid-19.
Namun, dia mengatakan pada saat melakukan kunjungan lapangan di Posko pengungsian Manggarai, Kebon Baru tidak ditemukan pemisahan dan pendaftaran pengungsi dilakukan berdasarkan data Kepala Keluarga (KK).
Baca Juga
“Kami memantau langsung ke posko pengungsian di Jatinegara, Bukit Duri, Manggarai, dan Kebon Baru. Terlihat fasilitas penunjang protokol kesehatan masih sangat minim. Belum ada akses sanitasi seperti air, toilet bersih, sabun, hand sanitizer, serta masker kain untuk pengungsi,” imbuhnya.
August menambahkan dengan adanya penerapan protokol kesehatan dan aturan jaga jarak, otomatis jumlah posko pengungsian harus diperbanyak. Pasalnya, satu posko hanya bisa menampung beberapa keluarga.
“Ruangan juga harus disemprot disinfektan secara berkala. Tidak hanya di posko pengungsian, Pemprov DKI harus membantu ke rumah warga gratis saat air surut bagi warga yang rumahnya terendam banjir,” jelasnya.
Segala upaya ini, lanjutnya, perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya klaster penyebaran infeksi di posko banjir.
Pasalnya, dia mengatakan warga yang masih tinggal di rumahnya juga perlu diperhatikan.
"Jangan sampai, penyebaran COVID-19 meningkat akibat klaster posko banjir,” jelasnya.