Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Pengamat untuk Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka di Jakarta

Uji coba PTM bisa saja berubah jika terjadi peningkatan jumlah kasus Covid-19.
Karyawan mengisi ulang sabun cair di wastafel Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4, Jakarta Pusat, Senin (22/3/2021)./Antararn
Karyawan mengisi ulang sabun cair di wastafel Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4, Jakarta Pusat, Senin (22/3/2021)./Antararn

Bisnis.com, JAKARTA – Setidaknya 85 sekolah mulai dari tingkat SD sampai SMA/SMK telah melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di Jakarta.

Hal ini dilakukan seiring dengan terbitnya Surat Keputusan Bersama (SKB) dari oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri yang mengatur hal tersebut.

Meski uji coba telah dilaksanakan sejak Rabu (7/4/2021), pemberlakukan PTM masih disesuaikan dengan ketentuan yang telah diberlakukan Kementerian Kesehatan dan berdasarkan zona tempat PTM akan dilaksanakan.

Jika zonanya tidak sesuai dengan ketentuan, maka pelaksanaannya tidak diizinkan.

“[Itu] akan dikendalikan juga oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), akan ditetapkan berapa jumlah muridnya, lalu jam belajarnya sampai jam berapa. Jadi, semua sudah ada panduannya,” ujar pengamat pendidikan Arief Rahman dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Sabtu (10/4/2021).

Menurut dia, hal tersebut tidak menjadi masalah, sebab kegiatan PTM lebih baik dilakukan dengan dua alasan. Pertama, anak-anak bisa bergerak secara fisik, jika mereka pergi ke sekolah. Kedua, karena anak-anak akan bertemu dengan teman sebaya, sehingga mereka merasa senang.

Meski uji coba telah berjalan beberapa bulan, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Tjandra Yoga Aditama menyatakan, uji coba bisa saja berubah jika terjadi peningkatan jumlah kasus Covid-19, sehingga dia meminta masyarakat untuk tidak terlalu gembira dengan laju kasus Covid-19 beberapa waktu belakangan.

Tjandra mengimbau orangtua untuk tidak perlu khawatir dengan uji coba, meskipun anak-anak mereka belum menjalankan vaksinasi.

Ia menjelaskan, bahwa kasus penularan Covid-19 pada anak-anak, misalnya murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), relatif sedikit dibandingkan dengan kasus pada orang dewasa maupun lansia.

Dikatakan, guru yang akan mengajar wajib vaksinasi, dan orangtua berwenang memberi izin untuk anaknya mengikuti PTM.

Tjandra menegaskan, pentingnya protokol kesehatan yang ketat seperti menjaga jarak antar individu, penggunaan masker, dan penyediaan fasilitas kebersihan seperti tempat mencuci tangan saat pelaksanaan PTM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Laurensia Felise
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper