Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membeberkan 2.608.243 orang keluar wilayah Ibu Kota dalam dua pekan terakhir. Hal itu berlangsung selama periode larangan mudik lebaran tahun ini.
Perinciannya, 2.607.688 orang keluar DKI Jakarta menggunakan kendaraan pribadi dan sisanya 555 orang menggunakan bus AKAP.
Ariza menerangkan mobilitas masyarakat itu disertai dengan data kendaraan keluar wilayah DKI Jakarta sebanyak 1.730.463 unit.
Sebanyak 714.916 kendaraan keluar melalui Gerbang Tol Utama dan 1.015.547 kendaraan keluar melalui jalan arteri.
“Ini ada 2,6 juta orang keluar Jakarta dan yang masuk juga ada 2,2 juta, ini dari tanggal 6 sampai 15 Mei,” kata Ariza di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (17/5/2021).
Ariza menambahkan terdapat sekitar 2.244.278 orang yang masuk dari wilayah DKI Jakarta. Perinciannya, 2.244.104 orang masuk dari wilayah Ibu Kota menggunakan kendaraan pribadi. Sisanya, 174 orang menggunakan bus AKAP.
Sementara kendaraan yang masuk Jakarta total tercatat 1.513.267 unit. Sebanyak 679.152 kendaraan melalui gerbang tol utama dan sisanya 834.115 melalui jalan arteri.
“Jadi memang semua harus dipastikan dalam posisi yang aman, jadi jangan sampai kembali ke Jakarta membawa virus, jadi semuanya kita cek sampai ke tingkat RT/RW,” kata dia.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membeberkan DKI bakal melakukan pengetatan penapisan atau skrining antigen bagi masyarakat. Skrining dilakukan terhadap mereka yang hendak kembali ke kawasan Ibu Kota pada momen arus balik Lebaran tahun ini.
Hal itu diungkapkan Anies setelah menggelar rapat bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) DKI Jakarta di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (14/5/2021).
“Kami akan melakukan skrining di pintu-pintu masuk menuju Jakarta, Jabodetabek untuk kendaraan pribadi, nanti akan dilakukan skrining random bagi mereka yang masuk,” kata Anies.
Langkah itu, menurut Anies, sudah jamak dilakukan di terminal moda transportasi umum seperti Bandara Udara, Stasiun dan Pelabuhan.
Dengan demikian, dia memastikan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal mudah mendeteksi potensi penyebaran Covid-19 selama arus balik mendatang.
“Lapis kedua ada komunitas. Gugus tugas RT/RW dikoordinasi dengan jajaran Camat, Lurah, Babinkamtibnas, Babinsa akan bersama-sama melakukan pendataan atas warga yang masuk ke wilayah itu,” tuturnya.
Nantinya, Ketua RT atau Ketua RW bakal melakukan pemantauan sehingga seluruh warga yang baru datang dari luar daerah terdeteksi sejak dini.
Pada tingkat komunitas turut dilakukan tes rapid antigen untuk memastikan kondisi warga terkait bebas dari infeksi Covid-19.