Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Anjlok 28,95 Persen, Bank DKI Tetap Setor Dividen Rp174 Miliar

Faktor-faktor yang turut mempengaruhi perolehan laba bersih itu bersumber dari pendapatan bunga bersih yang terealisasi sebesar Rp2,2 triliun dan fee based income sebesar Rp452,3 miliar.
Warga menggunakan fasilitas ATM Bank DKI di Jakarta, Senin (8/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Warga menggunakan fasilitas ATM Bank DKI di Jakarta, Senin (8/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank DKI membukukan laba bersih sebesar Rp581 miliar pada tahun 2020 atau minus 28,95 persen jika dibandingkan dengan tahun 2019. Pada saat itu, Bank DKI sempat mencatat laba bersih hingga Rp817 miliar.

Sekretaris Perusahaan Bank DKI Herry Djufraini menuturkan laporan keuangan yang terkontraksi tajam itu disebabkan karena kondisi pelemahan ekonomi dan penyisihan pencadangan yang relatif agresif selama pandemi Covid-19.

“Meskipun demikian, Bank DKI masih memiliki ketahanan yang baik dalam membukukan laba bersih yang masih tercatat positif di tahun 2020 sebesar Rp581 miliar,” kata Herry melalui keterangan tertulis kepada Bisnis, Selasa (28/5/2021).

Menurut Herry, faktor-faktor yang turut mempengaruhi perolehan laba bersih itu bersumber dari pendapatan bunga bersih yang terealisasi sebesar Rp2,2 triliun dan fee based income sebesar Rp452,3 miliar.

“Berbagai inisiatif dalam upaya penanganan pandemi Covid-19 dengan tetap mengendepankan pertumbuhan yang berkualitas menjadi fundamental yang baik bagi perseroan untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang,” tuturnya.

Berdasarkan pencatatan laba bersih itu, PT Bank DKI menyetor dividen sebesar Rp174 miliar atau sekitar 30 persen dari total laba bersih tersebut kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memegang 99,98 saham kepemilikan. Sisanya, PT Bank DKI menyetor dividen sebesar Rp39,3 juta kepada PD Pasar Jaya yang memiliki 0,02 saham.

Selain itu, Herry menegaskan, pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit double digit antara 12 hingga 14 persen dengan rasio NPL dari 2,98 persen di Desember 2020 menjadi 2,75 persen di tahun 2021.

“Adapun untuk pertumbuhan dana pihak ketiga ditargetkan tumbuh sebesar 10 persen di tahun 2021,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper