Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Herd Immunity di Jakarta Sulit Dicapai, Ini Penjelasan Pandu Riono

Hampir separuh penduduk Jakarta pernah terinfeksi Covid-19, terbanyak pada usia 30-49 tahun. Adapun, infeksi pada kelompok perempuan terdeteksi lebih tinggi sampai 47,9 persen.
Pandu Riono. JIBI/Bisnis-Nancy Junita
Pandu Riono. JIBI/Bisnis-Nancy Junita

Bisnis.com, JAKARTA – Tim FKM UI bersama Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta melakukan survei serologi di DKI Jakarta.

Survei tersebut mengungkap, bahwa di DKI Jakarta akan lebih sulit mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity.

Epidemiolog dari FKM UI Pandu Riono menjelaskan bahwa hampir separuh penduduk Jakarta pernah terinfeksi Covid-19, terbanyak pada usia 30-49 tahun. Adapun, infeksi pada kelompok perempuan terdeteksi lebih tinggi sampai 47,9 persen.

Sementara itu, kelompok yang belum kawin lebih rendah risiko terinfeksi 39,8 persen.

Penduduk di wilayah padat penduduk juga tercatat lebih rentan terinfeksi Covid-19 sampai 48,4 persen.

Dia juga menjelaskan, prevalensi penduduk yang pernah terinfeksi adalah sebesar 44,5 persen dengan estimasi warga yang pernah terinfeksi adalah 4.717.000 dari total penduduk Jakarta sebanyak 10.600.000 orang.

Dari jumlah estimasi warga yang pernah terinfeksi, hanya 8,1 persen yang terkonfirmasi. Sebagian besar yang pernah terinfeksi, tidak terdeteksi.

Kemudian, sebagian besar yang pernah terinfeksi, baik terdeteksi maupun tidak terdeteksi, tidak pernah merasakan gejala.

“Kekebalan komunal di Jakarta akan lebih sulit tercapai karena Jakarta adalah kota terbuka dengan mobilitas intra dan antarwilayah yang tinggi,” kata Pandu, mengutip keterangan resmi Pemprov DKI Jakarta, Sabtu (10/7/2021).

Konsekuensinya, semua penduduk yang beraktivitas di Jakarta, baik warga Jakarta maupun pendatang, harus memiliki kekebalan atau telah tervaksinas, agar dapat mengatasi semua varian virus.

Pandu menyebut, tidak menutup kemungkinan pandemi ini berubah menjadi endemi dan diperlukan strategi penanganan pandemi secara cepat dan signifikan untuk jangka pendek, serta diperlukan antisipasi jangka menengah dan panjang.

Pasalnya, meskipun dapat menekan risiko perawatan di rumah sakit dan risiko kematian, vaksinasi tidak bisa sepenuhnya menghentikan penularan.

Untuk itu, pemerintah harus memperkuat 3T (Testing, Tracing, Treatment) agar dapat mengendalikan pandemi ini, selain terus melakukan percepatan vaksinasi untuk semua warga.

Di samping itu, masyarakat juga harus terbiasa untuk mampu menilai risiko dan menjaga pola hidup sehat dengan kebiasaan 5M agar siap berkegiatan secara produktif di tengah ancaman jangka panjang pandemi Covid19 dan tentu segera vaksinasi.

Sebagai informasi, survei serologi yang dilakukan di DKI Jakarta dilaksanakan berbasis populasi dengan metode sampling, pada kurun waktu 15-31 Maret 2021.

Survei dilakukan di 100 kelurahan di 6 wilayah kota/kabupaten administrasi, mencakup 4.919 sampel berusia >1 tahun 98,4 persen dari total 5.000 target sampel, meliputi 54 persen perempuan dan 46 persen laki-laki, dengan kelompok usia 1-14 tahun 21,6 persen, 15-49 tahun 52 persen, dan 50+ tahun 26,4 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper