Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Sardjono Jhony Tjitrokusumo membantah jumlah karyawannya yang meninggal diduga terinfeksi Covid-19 sebanyak 20 orang.
“Kalau dilihat korban di kita sejauh ini angkanya 14 orang. Jadi kalau ada yang menyebut lebih, itu datanya dari mana?” kata Jhony kepada awak media, Selasa (27/7/2021).
Jhony menjelaskan Transjakarta merupakan perusahaan yang bergerak di bidang transportasi dan termasuk ke dalam sektor kritikal. Artinya boleh tetap beroperasi penuh dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Transjakarta sangat peduli dengan seluruh karyawan, baik yang bekerja di office maupun lapangan. Bahkan, Orang belum ngapa-ngapain, ribuan karyawan kami sudah melakukan PCR swab, kemudian kami juga aktif melakukan random test setiap hari minimum 200 orang, itu ada kebijakannya, ada surat direksinya,” kata dia.
Transjakarta, dia menambahkan, sudah melaksanakan vaksinasi massal untuk karyawan dan keluarganya. Dia meminta setiap pihak menilai kejadian itu secara adil di tengah pandemi Covid-19.
“Nah kami harap bersikap fairlah melihat persoalan ini. Perusahaan lain juga mungkin mengalami hal yang sama, ada korban jiwa juga. Tetapi yang jelas ini bukan sekadar angka statistik. Ini soal kemanusiaan,” tuturnya.
Baca Juga
Dia mengatakan pihaknya beroperasi secara terbatas selama penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Jawa dan Bali. Karyawan yang bekerja di kantor hanya 25 persen dan sisanya bekerja dari rumah. Belakangan untuk mengurangi risiko penularan, Transjakarta kembali membuat kebijakan 10 persen karyawan yang boleh bekerja dari kantor dan sisanya dari rumah.
“Kami sudah melakukan semua prosedur dengan baik sesuai aturan yang berlaku. Jadi jika ada pihak-pihak yang ingin melakukan sidak sangat dipersilahkan. Transjakarta selalu membuka pintu selebar-lebarnya agar tidak ada lagi berita-berita keluar yang tidak sesuai dengan fakta,” tuturnya.
Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia atau KSPI mencatat 20 pegawai PT Transjakarta meninggal akibat infeksi Covid-19. Presiden KSPI Said Iqbal mensinyalir kematian mereka itu disebabkan protokol kesehatan yang lemah dari perusahaan.