Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Konsumen (IHK) DKI Jakarta mengalami deflasi sebesar minus 0,04 persen (month to month atau mtm) pada Juli 2021. Indeks itu tidak sedalam deflasi bulan sebelumnya yang mencapai minus 0,27 persen (mtm).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Onny Widjanarko mengatakan inflasi DKI Jakarta pada Juli 2021 tercatat sebesar 1,02 persen secara tahunan. Di sisi lain, inflasi secara tahun kalender tercatat sebesar 0,57 persen (year to date atau ytd).
“Peningkatan kasus Covid-19 sejak pertengahan Juni 2021 yang diikuti dengan kebijakan PPKM Darurat periode 3 hingga 20 Juli turut mempengaruhi penurunan permintaan masyarakat,” kata Onny melalui keterangan resmi, Selasa (3/8/2021).
Dengan demikian, Onny menggarisbawahi, terjadi penurunan harga sejumlah komoditas di tengah kecukupan pasokan. Deflasi itu, menurut dia, bersumber terutama dari kelompok makanan, minuman, tembakau dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
“Kelompok makanan, minuman dan tembakau menyumbang deflasi sebesar minus 0,18 persen (mtm) dan berkontribusi sebesar 0,04 persen (mtm) terhadap IHK Juli 2021,” kata dia.
Komoditas utama penyumbang deflasi kelompok ini bersumber dari penurunan harga cabai merah, bawang merah dan telur ayam ras akibat penurunan permintaan masyarakat, sementara pasokan cukup memadai.
Baca Juga
Deflasi yang lebih dalam pada kelompok ini tertahan oleh peningkatan inflasi komoditas tomat, tahu mentah, dan sawi putih.
“Sementara itu, perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami deflasi sebesar 0,15 persen (mtm) yang bersumber dari penurunan harga emas perhiasan seiring dengan turunnya harga emas internasional,” tuturnya.
Deflasi IHK yang lebih dalam tertahan oleh inflasi kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,09 persen (mtm), yang bersumber dari peningkatan harga sabun detergen bubuk atau cair dengan inflasi sebesar 0,91 persen (mtm).