Bisnis.com, JAKARTA – Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebut terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan angka kematian akibat Covid-19 di Ibu Kota rendah.
Pada Kamis 2 September 2021, angka kematian akibat Covid-19 di Jakarta hanya 10 orang, turun dibandingkan dengan awal Juli 2021 yang mencapai 400 orang per hari.
Berdasarkan data Pemerintah DKI Jakarta, hingga Kamis 2 September 2021 total jumlah meninggal dunia karena konfirmasi positif Covid-19 di Ibu Kota mencapai 13.312 orang, atau 1,6 persen dari total di kematian Indonesia sebanyak 134.356 orang.
Dwi Oktavia, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jakarta, mengatakan bahwa ketersediaan layanan kesehatan di rumah sakit menjadi faktor pertama yang bisa menekan angka kematian akibat Covid-19 di Ibu Kota.
Dwi menjelaskan, di Jakarta terdapat 140 rumah sakit rujukan Covid-19 dengan tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) yang turun menjadi 15 persen per Rabu 1 September 2021, setelah sebelumnya pada periode Juni–Juli 2021 sempat di atas 90 persen.
Saat ini ini, kata dia, hanya 15 persen atau 1.211 tempat tidur di rumah sakit yang terisi dari total 8.189 tempat tidur yang ada.
Selain BOR yang turun, keterisian tempat tidur ruang perawatan intensif (ICU) rumah sakit di Jakarta juga turun menjadi 31 persen dengan keterisian mencapai 414 tempat tidur dari total 1.349 tempat tidur yang disiapkan.
“Kami beriringan dengan upaya pemutusan rantai, tapi kapasitas untuk merawat pasien Covid-19, juga berusaha diseimbangkan antara jumlah pasien, proyeksi kasus, dan tempat tidur yang disiapkan. Kerja sama rumah sakit sangat baik di Jakarta, sehingga orang lebih cepat tertangani,” katanya, Jumat (3/9/2021).
Faktor kedua, kapasitas pemeriksaan Covid-19 di Jakarta juga relatif lebih baik dan pengambilan sampel tes usap dilakukan di Puskesmas, meski pemeriksaannya tetap di laboratorium.
Tercatat di Jakarta ada 290 Puskesmas kelurahan dan 44 Puskesmas kecamatan yang terlibat dalam pemeriksaan Covid-19.
Sementara itu, kemampuan pemeriksaan tes usap berbasis polymerase chain reaction (PCR) juga ditingkatkan, dan sepekan terakhir mencapai lebih dari 80.000 tes, atau delapan kali lipat dari target organisasi kesehatan dunia (WHO) sebesar 10.650 tes PCR dalam satu pekan.
Tingginya pemeriksaan tersebut membuat pihaknya dapat mempercepat upaya penanganan warga yang terpapar Covid-19.
Kemudian, faktor ketiga, adalah gencarnya vaksinasi yang dilakukan kepada warga berusia 12 tahun ke atas. Hingga Rabu 2 September 2021, jumlah warga di DKI yang sudah divaksin dosis pertama mencapai 9,77 juta atau 109,3 persen dari target 8,94 juta warga.
Sekitar 40 persen di antaranya adalah warga dengan KTP non-DKI Jakarta, sehingga Pemerintah DKI Jakarta menambahkan sasaran vaksinasi mencapai 11 juta orang.
Adapun, jumlah warga di DKI yang sudah lengkap menerima dua kali vaksinasi mencapai 5,89 juta atau mendekati 66 persen.
“Vaksinasi juga sangat mempengaruhi. Artinya, orang yang sudah divaksin lengkap, peluang [sakit] menjadi lebih berat itu kecil, peluang meninggal juga menjadi lebih rendah,” imbuhnya.
Jumlah orang sembuh dari Covid-19 di Jakarta pun mencapai 832.130 orang dengan tingkat kesembuhan 97,7 persen.