Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi DKI Jakarta tahun ini diprediksi tumbuh positif di kisaran 3,6 - 4,4 persen. Pertumbuhan tersebut dikontribusi oleh sejumlah hal, salah satu di antaranya adalah penyediaan vaksinasi Covid-19.
Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta Onny Widjanarko mengatakan terus berlanjutnya pembangunan infrastruktur menjadi kontributor lain terhadap pertumbuhan ekonomi di Ibu Kota tahun ini.
"Seiring dengan penyediaan vaksinasi Covid-19, ekonomi Jakarta pada 2021 diperkirakan membaik di kisaran 3,6 - 4,4 persen," ujar Onny, Senin (27/9/2021).
Dia mengatakan perbaikan ekonomi Jakarta terjadi di seluruh komponen pengeluaran, antara lain; konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB), serta ekspor - impor.
Adapun, konsumsi rumah tangga DKI pada kuartal II/2021 tercatat tumbuh 8,46 persen yoy; konsumsi pemerintah tumbuh 23,59 persen yoy; PMTB tumbuh 5,36 persen yoy; ekspor 22,79 yoy; dan impor 22,81 persen yoy.
Pada periode yang sama, perekonomian DKI Jakarta tumbuh positif sebesar 10,91 persen secara tahunan, membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang masih terkontraksi 1,91 persen yoy, dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Mengutip Laporan Ekonomi DKI Jakarta, sebagian besar lapangan usaha utama dalam perekonomian Jakarta sebagian besar diperkirakan mampu mencapai pertumbuhan positif pada 2021.
Kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Jakarta diperkirakan terutama terkontribusi dari lapangan usaha industri pengolahan, informasi dan komunikasi, serta perdagangan besar dan eceran serta reparasi kendaraan bermotor.
"Ketiga lapangan usaha tersebut diperkirakan berkontribusi hampir 60 persen dari perkiraan pertumbuhan ekonomi Jakarta tahun ini," ujar Associate Professor FEB UI Telisa Aulia Falianty dalam pemaparannya, Senin (27/9/2021).
Tahun ini, industri pengolahan diperkirakan tumbuh positif. Peningkatan geliat terutama akan terlihat di industri otomotif. Kebijakan pemberian insentif relaksasi kendaraan bermotor mendorong peningkatan pembelian mobil.
Di samping itu, kinerja industri makanan dan minuman (mamin) dan industri kimia farmasi diperkirakan akan tetap mendukung industri pengolahan untuk mampu tumbuh positif pada 2021.
Tahun lalu, kata Telisa, kedua industri ini mampu tumbuh positif di tengah pandemi. Hal ini sejalan dengan perilaku masyarakat yang cenderung mengkonsumsi bahan makanan serta obat - obatan terutama vitamin pada masa pandemi.
Ketiga, lapangan usaha yang diperkirakan berkontribusi adalah konstruksi. Sektor tersebut diperkirakan membaik dan mencatat pertumbuhan positif kendati masih pada level terbatas.