Bisnis.com, JAKARTA - Lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron di Jakarta dalam beberapa hari terakhir membuka peluang untuk ditingkatkannya pengetatan mobilitas atau PPKM di Ibu Kota.
Setidaknya, Pemprov DKI Jakarta sudah memberi sejumlah sinyal terkait dengan kemungkinan pengetatan mobilitas warga di Jakarta.
Pertama, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang menyebut, lockdown lokal bisa saja dilakukan tergantung situasi dan kondisi penyebaran Covid-19 yang berkembang ke depan.
"Nanti kalau ada penyebaran baru, ini tentu ada kebijakan yang ditetapkan sesuai dengan aturan. Bisa saja dilakukan lockdown lokal. Nanti kami akan tindaklanjuti lagi," ujar Riza kepada wartawan di Jakarta, Senin (10/1/2022).
Dia pun meminta kepada warga Jakarta yang rentan terhadap penyakit, terutama yang berusia lebih dari 60 tahun dan di bawah 9 tahun untuk membatasi intensitas kegiatan di luar rumah.
Kedua, kemungkinan pembatasan secara lebih ketat juga tidak tertutup untuk diterapkan di sektor pendidikan Ibu Kota.
Baca Juga
Kabid Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja Gah mengatakan, pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas dengan kapasitas 100 persen bisa kembali ke 50 persen, jika ada keputusan dari pemerintah pusat menaikkan status PPKM di Jakarta menjadi level 3.
"Jika[ PPKM] bergerak ke level 3, maka pelaksanaan PTM kapasitasnya hanya 50 persen," ujar Taga.
Tracing
Saat ini, kasus Omicron di Jakarta sudah ditemukan di sejumlah daerah, di antaranya Kelurahan Krukut, Jakarta Barat, Kecamatan Menteng, dan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Pemprov DKI Jakarta pun terus melakukan tracing menyusul temuan 36 kasus Covid-19 di kawasan Kelurahan Krukut Tamansari Jakarta Barat. Saat ini, diterapkan mikro lockdown di kawasan tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia Dwi Oktavia mengatakan, warga yang terbukti positif Covid-19 sudah diisolasi hingga dipastikan tidak ada lagi penularan di daerah tersebut.
Sebagian besar kasus, kata Dwi, adalah warga negara asing (WNA).
"Total [kasus] dari yang saya ikuti [hingga] kemarin sebanyak 36 kasus. Salah satunya merupakan ibu hamil dan sudah dirujuk ke rumah sakit," katanya.
Di Kelurahan Krukut terjadi transmisi lokal karena suspek pertama berisinial R tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.
Sejumlah alat tes usap Covid-19 terletak di atas sebuah meja saat tes massal di Kelurahan Krukut, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, Senin (10/1/2022). Tes usap yang dilakukan kepada 500 warga Krukut tersebut menindaklanjuti ditemukannya 36 kasus Covid-19 di wilayah itu di mana satu di antaranya suspek varian Omicron. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Kemungkinan, lanjutnya, suspek R yang merupakan seorang ibu tertular dari suspek lain yang positif Omicron dengan gejala ringan, sehingga penularan yang terjadi tidak disadari oleh yang bersangkutan.
Dwi menyebut suspek R beserta tetangga di lingkungan RT bepergian pada awal Desember 2021. Kemudian, lanjut Dwi, suspek R mulai memiliki keluhan kesehatan pada pekan terakhir Desember 2021.
Menurut perkembangan terakhir, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta pada Minggu (9/1/2022) mencatat penambahan 74 kasus Omicron. Dengan demikian, jumlah total kasus Omicron di Jakarta sebanyak 407 kasus.
Apabila diperinci, sebanyak 350 merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), sedangkan 57 lainnya bukan PPLN.
Berdasarkan kepada sejumlah indikator perkembangan kasus Omicron di Ibu Kota, baik masyarakat, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya dituntut untuk meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah memburuknya situasi.
Apabila situasi memburuk, pemerintah kemungkinan tidak akan ragu-ragu umemperketat pembatasan mobilitas masyarakat, kembali menerapkan PPKM level 3.