Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sejak Pandemi Covid-19, Kemacetan di Jakarta Berkurang

Lembaga pemantauan lalu lintas di dunia, TomTom International BV, menyebut bahwa kemacetan di Jakarta menurun. Ibu Kota berada di nomor 46 dalam Indeks Kemacetan 2021 di dunia.
Kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Gatot Subroto dan Tol Dalam Kota, Jakarta, Senin (24/1/2022). Pemerintah resmi memperpanjang PPKM Jawa-Bali hingga 31 Januari 2022. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.
Kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Gatot Subroto dan Tol Dalam Kota, Jakarta, Senin (24/1/2022). Pemerintah resmi memperpanjang PPKM Jawa-Bali hingga 31 Januari 2022. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga pemantauan lalu lintas di dunia, TomTom International BV, menyebut bahwa kemacetan di Jakarta menurun. Ibu Kota berada di nomor 46 dalam Indeks Kemacetan 2021 di dunia.

Lembaga internasional itu menyebut, bahwa pandemi Covid-19 menjadi penyebab atau faktor utama yang menurunkan tingkat kemacetan kota-kota besar di dunia, termasuk Jakarta.

Selama ini, tingkat kemacetan kota-kota besar di dunia meningkat dua hingga tiga persen per tahun. Namun, sejak dua tahun terakhir ketika dunia dilanda pandemi Covid-19, keadaan menjadi terbalik, menurunkan tingkat kemacetan kota di dunia.

Jakarta menjadi bagian dari 404 kota di 58 negara yang diukur dalam TomTom Traffic Index 2021. Pada 2021, tingkat kemacetan di Jakarta menurun menjadi 34 persen dengan kategori warna kuning, setelah pada 2020 mencapai 36 persen.

Jakarta pernah berada di posisi keempat dunia sebagai kota dengan tingkat kemacetan tinggi pada 2017. Peringkat kemacetan berangsur membaik, yakni pada 2018 berada di posisi tujuh, kemudian peringkat 10 pada 2019, dan pada 2020 bertengger di urutan 31.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berharap turunnya peringkat kemacetan di Jakarta bukan semata-mata karena pandemi.

Menurutnya, turunnya kemacetan harusnya menjadi salah satu indikasi Pemprov DKI berhasil mengintegrasikan kendaraan umum di Jakarta.

 “Itu artinya masyarakat sudah memahami betapa pentingnya kita berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi publik," ujar Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (11/2/2022).

Ganjil Genap

Soal opsi peniadaan sementara ganjil-genap karena lalu lintas mulai lengang, Riza mengatakan pihaknya masih mengkaji hal itu.

Kebijakan peniadaan ganjil-genap di Jakarta harus berdasarkan data dan situasi ril di lapangan.

"Ya, ganjil genap masih diberlakukan, kami terus lakukan kajian dan evaluasi. Pada saatnya nanti akan disampaikan kapan akan dihentikan," ujar Riza.

Lebih lanjut, politikus partai Gerindra itu memprediksi kemacetan bakal hilang permanen setelah Ibu Kota pindah 100 persen ke Kalimantan Timur. Sebab, nantinya bakal terjadi perpindahan penduduk menuju Ibu Kota baru tersebut.

"Jadi mudah-mudahan macet berkurang, banjir mudah-mudahan berkurang, polusi udara makin baik," katanya.

Riza menerangkan, pemindahan Ibu Kota bertujuan untuk pemerataan pembangunan di Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya mendukung rencana Pemerintah Pusat tersebut.

Dia pun yakin nantinya pembangunan di Jakarta bakal jauh lebih baik setelah banyak masyarakatnya yang pindah, khususnya ASN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper