Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mulai mewanti-wanti dampak invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung dalam beberapa waktu belakangan terhadap ketersediaan pangan di Ibu Kota.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan invasi tersebut berpotensi menjadi faktor permasalahan ketersediaan pangan di Ibu Kota. Terutama bahan pangan yang diolah dari gandum.
"Faktor lain yang sekarang belum dirasakan [dampaknya] adalah perang Rusia dan Ukraina. Kita mengimpor bahan gandum yang besar sekali dari Ukraina," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (4/3/2022).
Sebelumnya, kata Riza, tingginya permintaan serta kurangnya pasokan menjadi faktor utama yang menyebabkan terjadinya masalah ketersediaan pangan di Jakarta untuk komoditas kedelai, daging sapi, dan minyak goreng. Selain itu, kondisi cuaca disebut turut memperkeruh situasi.
Signifikansi dampak invasi Rusia ke Ukraina terhadap kondisi pangan Tanah Air cukup jelas. Sebab, Ukraina merupakan eksportir gandum terbesar ke Indonesia. BPS mencatat volume impor gandum Indonesia dari Ukraina mencapai 2,96 juta ton pada 2020.
Dengan berkecamuknya perang antara Rusia dan Ukraina, maka lonjakan harga komoditas tersebut tidak terhindarkan. Sementara, gandum merupakan bahan baku untuk sejumlah bahan pangan seperti tepung, roti, serial dan mie instan.
Baca Juga
"Mudah mudahan, sampai dengan hari ini masih bisa tercukupi dari stok yang ada," kata Riza.
Untuk menghindari masalah ketersediaan pangan, sambungnya, Pemprov DKI Jakarta dan pemerintah pusat bakal terus melakukan operasi pasar guna menjaga persediaan dan keterjangkauan harga bahan pangan.
Tidak hanya gandum, melainkan kedelai sebagai bahan baku tahu-tempe yang masih menjadi persoalan, daging sapi, serta minyak goreng yang sempat sulit ditemui beberapa waktu belakangan.