Bisnis.com, JAKARTA - Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menetapkan 4 bangunan bersejarah di Ibu Kota sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB).
Keempat bangunan yang ditetapkan tersebut antara lain bekas Vihara Sin Tek Bio, Toko Tio Tek Hong, bangunan toko Kompak, dan bangunan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman.
Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana mengatakan penetapan dilakukan sebagai upaya pelestarian terhadap bangunan bersejarah agar mendapatkan pengelolaan dan perawatan yang lebih terkendali.
"Dengan begitu BCB ini dapat dikelola dengan baik dan mendapatkan perawatan yang lebih terkendali," ujar Iwan seperti dikutip dari siaran pers Pemprov DKI Jakarta, Jumat (8/4/2022).
Iwan mengungkapkan penetapan keempat bangunan tersebut sebagai cagar budaya dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 15 Maret 2022 lalu.
Sebagai informasi, Vihara Sin Tek Bio yang terletak di Pasar Baru ditetapkan menjadi BCB berdasarkan Kepgub No. 238/2022. Vihara ini diperkirakan sudah ada sejak 1698 dan merupakan bagian dari sejarah perkembangan kawasan Pasar Baru.
Keberadaan Vihara bergaya arsitektur Tiongkok tersebut juga dinilai menjadi cerminan keberagaman dalam kehidupan masyarakat di kawasan Pasar Baru pada masanya.
Selanjutnya, bangunan bekas toko Tio Tek Hong yang ditetapkan sebagai BCB melalui Kepgub No. 239/2022.
Bangunan yang berada di Jakarta Pusat ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1900 dan merupakan perusahaan rekaman lokal pertama yang memiliki peran penting terutama untuk kawasan Pasar Baru.
Sementara itu, bangunan toko Kompak yang juga terletak di Pasar Baru ditetapkan sebagai BCB melalui Kepgub No. 240/2022.
Bangunan bergaya arsitektur China Selatan yang didirikan pada abad ke-19 ini dulu merupakan rumah dari Majoor de Chinezeen ke-4 Batavia. Bangunan ini juga menjadi bagian dari lanskap budaya Jakarta.
Selain itu, melalui Kepgub No. 241 Tahun 2022, Gubernur Provinsi DKI Jakarta juga menetapkan Bangunan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman sebagai BCB.
Dibangun pada tahun 1911-1914, bangunan yang memiliki gaya arsitektur Nieuwe Kunst ini berperan penting dalam penelitian ilmiah penyakit tropis.
Selain itu, nilai penting yang menjadi alasan dari penetapan bangunan ini sebagai BCB karena bangunan ini menjadi saksi bisu perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia dan merupakan pusat penelitian kedokteran tropis terkemuka di dunia pada masanya.