Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mengumumkan angka kemiskinan ekstream di DKI Jakarta hingga Maret 2022 mencapai 95.668 jiwa atau setara dengan 0,89 persen.
Kepala Bagian Umum BPS DKI Jakarta Suryana angka kemiskinan itu berasal dari survei sosial ekonomi nasional yang diselenggarakan pada bulan Maret tahun tersebut.
“Posisi kemiskinan ekstream di DKI Jakarta pada Maret 2022 mencapai 0,89 persen. Pj Gubernur DKI Jakarta juga mengarahkan untuk menelusuri dan memverifikasi data lebih lanjut,” ujar Suryana saat konferensi pers di Balai Kota, Senin (30/1/2023).
Adapun setelah dilakukan penelusuran data, BPS akan melakukan semacam intervensi terkait strategi dan program yang bisa dilakukan agar kemiskinan ekstream di DKI Jakarta bisa tertuntaskan.
Berdasarkan catatan, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengaku sulit untuk mencapai angka kemiskinan ekstrem Indonesia mendekati 0 persen pada 2023.
Meski demikian, Margo menyampaikan akan terus mengejar target tersebut mulai dari perbaikan tata kelola, yaitu perbaikan data baik di BPS hingga di tingkat pemerintah daerah (Pemda).
Baca Juga
“Kalau dilihat dari tren data, sepertinya agak sulit untuk mencapai angka 7 persen maupun penurun [kemiskinan] ekstrem dari 2,04 menjadi 0 persen pada 2024, kalau dari tren datanya sulit rasannya,” ungkapnya.
Menurutnya, perlu ada perbaikan sistematik dalam penanggulangan kemiskinan, berangkat dari perbaikan data.
Sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) No. 4/2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, BPS memiliki tugas untuk memonitor perkembangan kemiskinan ekstrem.
“Kalau melakukan business as usual agak sulit mencapi target pemerintah, tetapi kami berupaya melakukan tata kelola baru agar target 2024 dapat dicapai, baik untuk kemiskinan, dan kemiskinan ekstrem,” ujarnya.