Bisnis.com, JAKARTA - Wilayah Tanah Abang, yang merupakan pusat perdagangan tekstil terbesar di DKI Jakarta, selalu dipenuhi penjual dan pembeli saat periode Ramadan dan jelang Lebaran. Namun, tahukah Anda tentang sejarah tukang hirkop di Tanah Abang?
Tukang hirkop cukup terkenal di wilayah Tanah Abang (Tenabang) Jakarta Pusat sejak awal tahun 1950-an hingga tahun 1990-an.
Hirkop adalah bahasa yang biasa digunakan oleh warga Tenabang yang asalnya merupakan bahasa Belanda yaitu huurkoop.
Baca Juga
Tukang hirkop dapat diartikan sebagai tukang kredit keliling yang biasa masuk ke setiap perkampungan dan dari gang ke gang di wilayah Tenabang untuk menawarkan kredit berbagai keperluan rumah tangga.
Biasanya, beberapa barang yang dibawa tukang hirkop adalah piring, gelas, mangkuk, panci, teko, sendok, sapu dan berbagai barang lain dan bisa dibeli secara kredit oleh warga Tenabang.
Barang-barang keperluan rumah tangga tersebut biasanya dikredit oleh warga dan bisa diangsur setiap hari, setiap minggu maupun tiga hari sekali tergantung kesepakatan warga tersebut dengan tukang hirkop.
Tukang hirkop yang keliling itu, disebutkan dalam buku Tenabang Tempo Doeloe karya Abdul Chaer (2017) sudah melengkapi dirinya dengan sebuah pulpen dan buku catatan yang berisi nama-nama orang yang berhutang serta catatan setiap angsuran.
Para tukang hirkop tersebut biasanya membeli barang keperluan rumah tangga secara kontan di pasar Tenabang, kemudian barang itu dikreditkan kepada warga.
Namun, ada juga tukang hirkop yang ngutang untuk membeli barang pada toko, untuk kemudian dilunasi jika barang tersebut laku.
Berdasarkan catatan Abdul Chaer, hampir semua tukang hirkop tersebut berasal dari suku Sunda, persisnya dari daerah Tasikmalaya. Tidak ada suku lainnya.
Kini, profesi menjadi tukang hirkop kurang diminati dan lambat laun mulai menghilang karena barang-barang yang diperdagangkan secara kredit sudah tidak mudah didapatkan.
Kemudian, daerah Karet hingga Tenabang sudah tidak ada lagi kampung-kampung yang tersisa akibat pembongkaran yang terjadi pada tahun 1990-an. Kini, wilayah Tenabang sudah menjadi kota modern yang menjadi persinggungan banyak orang dengan berbagai latar belakang.