Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara (Jakut) tengah berupaya mencarikan alternatif rusun lain lantaran Kampung Susun Bayam tidak kunjung ditempati oleh warga karena harga sewa yang tidak sesuai.
Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengatakan, hal tersebut dilakukan agar warga Kampung Susun Bayam memiliki tempat tinggal yang jelas, daripada tidak memiliki tempat tinggal sama sekali.
“Daripada nggak jelas kan, belum ada kejelasan, jadi masuk aja dulu ke rusun lain. Kasian juga warga kalau tidak memiliki tempat tinggal lagi,” ujar Ali di Mall Central Park, Jakarta Barat, Minggu (21/5/2023).
Ali menyampaikan, Pemkot Jakut telah mencoba menawari rusun lain untuk ditempati bagi warga Kampung Susun Bayam, namun mereka sampai saat ini belum memberikan respon perihal penawaran ini.
“Mereka sudah ditawari mau masuk ke rusun tidak, tapi belum ada respon. Saya juga tidak tau kenapa,” jelasnya.
Adapun rusun yang ditawarkan kepada warga Kampung Susun Bayam adalah rusun milik Pemprov DKI yang memang masih memiliki tempat kosong, salah satunya Rusun Nagrak.
Baca Juga
Ali menambahkan, warga Kampung Susun Bayam yang telah dipindah ke rusun lain milik Pemprov DKI, masih bisa kembali menempati Rusun Kampung Susun Bayam, tentunya mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak-pihak terkait.
“Kalau memang hak nya masih oke, silahkan saja. Mereka bisa masuk, bisa juga mengajukan keluar. Ini kan rusunawa, artinya sewa. Mereka yang akan masuk harus sesuai dengan aturan,” jelasnya.
Seperti diketahui, warga Kampung Susun Bayam saat ini masih terhalang untuk menempati rusun yang dibangun oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) tersebut dikarenakan harga sewa yang mahal.
Berdasarkan catatan, harga sewa Kampung Susun Bayam yang sudah diumumkan oleh Jakpro berkisar Rp700.000. Namun, warga calon penghuni merasa keberatan karena berpenghasilan rendah.
Warga meminta tarif sewa Kampung Susun Bayam diturunkan ke kisaran Rp150.000 atau disamakan dengan tarif Kampung Akuarium yang ditanggung oleh koperasi.