Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KLHK Sebut Kualitas Udara Jakarta Buruk, Moda Transportasi Rendah Emisi Dibutuhkan

KLHK berpendapat polusi udara bisa dikendalikan asalkan kendaraan listrik [EV], biodiesel, dan biofuel yang efisien dan terjangkau bisa didapatkan.
Kualitas udara di Jakarta pada Jumat (11/8/2023) pagi nomor dua terburuk di dunia. Suasana kawasan Jalan Sudirman Jakarta Pusat. JIBI/Bisnis-Nancy Junita
Kualitas udara di Jakarta pada Jumat (11/8/2023) pagi nomor dua terburuk di dunia. Suasana kawasan Jalan Sudirman Jakarta Pusat. JIBI/Bisnis-Nancy Junita

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membeberkan peta kualitas udara di Jakarta (OQAir) secara live kerap menunjukan status tidak sehat bagi kelompok sensitif. 

Dewan Proper KLHK Agus Pambagio mengatakan situasi udara Ibu Kota itu sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, masuk dalam kondisi paling buruk di dunia. 

Agus menggarisbawahi jumlah kendaraan bermotor khusus di DKI Jakarta sudah mencapai sekitar 21,8 juta unit pada akhir 2022. Data ini tercatat dalam laporan Statistik Indonesia 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). 

Menurut laporan tersebut, selama periode 2020-2022 jumlah mobil penumpang di Jakarta sudah bertambah 1,6 jutaan unit. 

“Dalam situasi saat ini, kendaraan bermotor menjadi penyebab signifikan dari polusi udara di Jakarta, mencakup sekitar 57 persen dari total polutan,” kata Agus seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (12/8/2023).  

Dari persentase 57 persen polutan yang dihasilkan oleh kendaraan berbahan bakar minyak, kata Agus, hampir 98 persen berasal dari kendaraan pribadi yang beroperasi di jalan-jalan Ibu Kota. 

Agus berpendapat pemerintah perlu berinvestasi lebih banyak pada infrastruktur transportasi yang berbasis pada energi terbarukan. 

“Seperti kendaraan listrik [EV], biodiesel, dan biofuel yang efisien dan terjangkau, seperti kereta api, bus, dan moda transportasi umum lainnya,” kata Agus.

Dalam hal pencemaran udara, Agus menepis isu pembangkitan listrik yang dijadikan penyebab meningginya polusi udara di Ibu Kota. “Masalahnya adalah transportasi," tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh 50 persen penyumbang polusi udara Jakarta. Pemprov DKI tidak mampu jika harus bergerak sendiri untuk mengurangi tingkat polusi ini, sehingga harus dibantu oleh masyarakat. 

“Kalau dihitung-hitung 50 persen penyumbang polusi dari transportasi, jadi kalau hanya DKI sendiri tidak kuat, DKI sekuat apapun polusi itu tetap ada kalau tidak bersama-sama,” ujar Heru di Gedung Inspektorat Jenderal Kemendagri, Kamis (10/8/2023). 

Dia melanjutkan, berbagai upaya sudah dilakukan oleh Pemprov DKI untuk mengurangi kualitas buruk udara Jakarta, salah satunya adalah mengajak masyarakat untuk beralih ke transportasi modal umum, seperti kereta umum dan LRT.

Gini, konsep DKI sudah jelas, kita menggalakkan transportasi moda umum, kereta umum, LRT, dan lainnya. Namun, ini juga harus sama-sama dengan kebijakan pemerintah pusat untuk kebijakan mengatasi polusi udara,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper