Bisnis.com, JAKARTA — Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menilai pembersihan udara Jakarta memerlukan waktu yang panjang.
“Target penurunan PM 2,5 menjadi 5 ug/m diperkirakan pada 2050, dan dapat mengurangi resistensi antibiotic sebesar 16,8 persen dan mencegah 23,4 persen kematian dini akibat resistensi antibiotic,” ujar Ketua Kelompok Kerja Masalah Rokok dari PDPI Feni Fitriani Taufik dalam webinar, Jumat (18/8/2023).
Adapun resistensi antibiotic adalah kondisi dimana bakteri, virus, jamur, dan parasit tidak mampu dimatikan oleh antibiotik. Menurut World Health Organization (WHO), resistensi bakteri terjadi ketika bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik yang pada awalnya efektif untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri tersebut.
Dengan demikian, untuk mengurangi polusi udara Jakarta membutuhkan juga peran daerah di sekitarnya.
“Jadi untuk mengurangi polusi tersebut tidak seperti membersihkan debu di rumah, dan itu harus usaha bersama, butuh semua pihak turut berperan,” jelasnya.
Dia menambahkan, penggunaan kendaraan konvensional yang masif sedikit banyak berkontribusi pada perburukan kualitas udara Jakarta. Disamping itu, sumber listrik yang saat ini dipakai masih menggunakan bahan bakar batubara.
Baca Juga
Dengan kondisi tersebut, PDPI memberikan beberapa imbauan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta antara lain menggalakkan dan menerapkan uji emisi kendaraan bermotor yang memasuki wilayah perkotaan terutama untuk kendaraan umum atau kendaraan angkutan barang.
Imbauan lainnya adalah melaksanakan dan menerapkan pemantauan emisi polusi udara dari industri dan memberikan reward bagi industri yang menjaga kualitas udara dan punishment tegas bagi industri tidak ramah lingkungan di wilayah perkotaan.
Selanjutnya, mendorong pembukaan pembangkit listrik tenaga alternatif seperti tenaga angin, tenaga ombak atau tenaga matahari untuk mengurangi emisi polusi udara dari pembangkit listrik.
Iimbauan selanjutnya, membuat sarana transportasi massal yang aman, nyaman, murah, ramah lingkungan dan mudah diakses oleh masyarakat.
"Membuat lapangan parkir yang berdekatan dengan sarana transportasi umum yang layak, aman dan terjangkau sehingga mampu menampung kendaraan masyarakat yang akan naik transportasi umum ke tempat kerja," tambahnya.
Pemprov juga diimbau untuk membuat dan mengampanyekan penggunaan kendaraan ramah lingkungan seperti kendaraan listrik termasuk memperbanyak kendaraan umum dengan tenaga listrik.
Selain itu, peningkatan penanaman pohon, dan menambah area hijau di seluruh wilayah untuk menambah paru-paru kota juga bisa mendukung pengurangan polusi udara.
"Terakhir, dilakukannya upaya mitigasi secara komprehensip terhadap bencana polusi udara," ujar Feni.