Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Puncak Kemarau, DPR Desak Pemerintah Cegah Polusi Udara

DPR menilai polusi udara yang kotor bisa berdampak kepada kesehatan masyarakat, terutama balita dan lansia
Pemandangan umum kota menyusul peningkatan polusi udara di Teheran, Iran, 5 Desember 2023. Majid Asgaripour/WANA (Kantor Berita Asia Barat) melalui REUTERS
Pemandangan umum kota menyusul peningkatan polusi udara di Teheran, Iran, 5 Desember 2023. Majid Asgaripour/WANA (Kantor Berita Asia Barat) melalui REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - DPR RI mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk mencegah polusi udara yang semakin memburuk di Indonesia.

Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menyarankan agar kementerian terkait dan pemerintah daerah melakukan antisipasi, sejalan dengan semakin meningkatnya polusi udara menjelang puncak musim kemarau. 

Menurut Eddy, polusi udara yang kotor bisa berdampak kepada kesehatan masyarakat, terutama balita dan lansia.

"Jadi mestinya ada tindakan preventif yang dilakukan jauh hari sebelumnya dan jangan kita seakan tak berdaya menghadapi polusi udara akut," tutur Eddy di Gedung DPR, Selasa (6/8).

Sekjen PAN itu juga menegaskan agar kementerian dan pemerintah daerah jangan menunggu polusi udara sampai pada titik yang membahayakan kesehatan dan baru bertindak. 

Berdasarkan data yang dihimpun oleh situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 09.16 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta menempati posisi kedua terburuk dunia dengan indeks AQI poin sebesar 156 atau berada dalam kategori tidak sehat. 

“Jadi selama 3 tahun berturut-turut kita mengalami polusi masif di Jakarta dan kota-kota besar lainnya yang sedemikian buruk dan berbahaya untuk kesehatan. Seharusnya menjadi evaluasi dan pemicu agar program pencegahannya dilakukan secara cepat," katanya.

Selain itu, Eddy meminta agar percepatan co-firing gas di pembangkit listrik di sekitar kota-kota besar bisa segera ditingkatkan bersamaan pembangunan pembangkit energi terbarukan yang progresnya masih tertatih-tatih.

“Jadi perlu solusi jangka panjang mengatasi polusi udara, salah satunya percepatan transisi energi yang terencana, dimulai dengan peningkatan penggunaan gas bumi PLTU, dilanjutkan dengan pembangunan sumber energi terbarukan lainnya yang sudah direncanakan, namun masih belum terlaksana,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper