Bisnis.com, JAKARTA - Posisi Anies Baswedan untuk melangkah dalam kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta di ujung tanduk setelah sejumlah partai politik pengusungnya berputar haluan.
Sebelumnya, Anies Baswedan telah mengamankan dukungan dari dua partai politik untuk mengulang kejayaannya menduduki kursi DKI 1. Namun, perolehan suara dari partai pengusung Anies tersebut masih tidak mencukupi untuk maju di Pilgub DKI.
Dukungan pertama yang diterima oleh Anies untuk maju di Pilgub DKI Jakarta 2024 yakni dari Partai Keadilan Sejahtera pada Juni 2024.
Sementara itu, berselang satu bulan dari dukungan PKS, Anies kembali diusung menjadi calon gubernur di DKI Jakarta oleh Partai Nasdem.
Namun, jalan Anies untuk berkantor di Balai Kota tidak lah mulus. PKS memberikan tenggat waktu kepada Anies untuk mencari partai pengusung lain agar perolehan suara DPRD di Jakarta cukup untuk mencalonkannya.
Anies diberi tenggat waktu hingga 4 Agustus 2024. Hingga tenggat waktu tersebut, dukungan kepada Anies pun tak kunjung datang. Hal itu telah mengubah konstelasi politik di Pilgub DKI Jakarta.
Baca Juga
PKS yang sebelumnya mendukung Anies, membuka opsi untuk berpaling dan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM). Padahal KIM akan mengusung Ridwan Kamil untuk maju sebagai bakal calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2024.
Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid mengatakan bahwa sebelumnya prioritas partainya adalah mengusung Anies Baswedan dan Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta dan berharap Anies bisa memenuhi kekurangan dukungan dari empat kursi DPRD Jakarta.
"Namun, karena batas waktu 4 Agustus tersebut sudah terlewati maka PKS mulai membuka komunikasi dengan semua pihak agar ada kepastian bahwa kami bisa ikut berkontestasi pada pilkada," kata Kholid.
Perubahan arah dukungan juga diikuti oleh Partai Nasdem. Partai yang turut mengusung Anies pada Pilpres 2024 tersebut membuka peluang untuk bergabung ke parpol KIM.
"Saya pikir itu [Nasdem ikut KIM] sudah jelas," ujar Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (14/8/2024).
Surya Paloh mengakui bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan sulit maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2024. Padahal, Nasdem sebelumnya mengusung mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024.
Untuk itu, Surya Paloh belum memberikan surat rekomendasi sebagai calon gubernur DKI Jakarta kepada Anies.
"Pak Anies ya kalian tahu situasi yang ada," ujarnya.
Dukungan PDIP dan PKB jadi Harapan
Di lain pihak, Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar mengaku tidak mau ambil pusing terkait Anies Baswedan yang hingga kini belum mendapatkan kendaraan politik di Pilkada Serentak 2024 di Jakarta.
Pria yang akrab disapa Cak Imin tersebut mengatakan bahwa pihaknya belum mau membahas soal Pilkada Serentak. Namun, menurut Muhaimin pembahasan yang lebih penting adalah koalisi PKB-Gerindra untuk Indonesia.
"Ini saya mau membahas negara ini bukan soal Pilkada, makanya saya mau ketemu Pak Prabowo," tuturnya di rumah dinas Prabowo Subianto Jakarta, Kamis (8/8).
Dia juga mengaku belum berencana untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus di Pilkada Serentak nanti.
"Apa itu KIM Plus, KIM Plus apa sih," kata Cak Imin.
PDI Perjuangan (PDIP) berisiko menutup peluang untuk mengusung Anies Baswedan dalam Pilkada Jakarta 2024.
Ketua DPP Bidang Perekonomian PDIP Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menuturkan partai berlogo banteng bermoncong putih tersebut selalu mengedepankan kader yang siap diusung untuk maju dalam pilkada.
"Jadi, kita itu, yang saya tahu, PDI Perjuangan tidak mungkin mengambil orang dari luar selama kadernya siap. Itu sih," kata Ahok seperti dilansir dari Antara, Rabu (14/8/2024).
Elektebilitas Anies Vs Ridwan Kamil
Litbang Kompas pernah merilis survey tentang hal ini pada Juni 2024. Dalam survei tersebut, diketahui Anies Baswedan berada di posisi puncak elektabilitas calon gubernur rujukan publik Jakarta dengan capaian 29,8 persen.
Posisinya disusul oleh Ahok dengan perolehan 20 persen. Elektabilitas Ridwan Kamil berada di posisi ketiga dengan capaian 8,5 persen.
Pada survei yang lain, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjelaskan bahwa dari simulasi tiga nama yaitu Anies, Ahok dan Ridwan Kamil, nama Anies masih menempati posisi tertinggi untuk Pilkada DKI Jakarta.
Dari hasil survei terbarunya, Burhanuddin mengatakan Anies meraih 43,8 persen responden, lalu Ahok 32,1 responden dan Ridwan Kamil 18,9 persen.
"Dari hasil survei kami, nama Pak Anies masih meraih posisi tertinggi di Pilkada Serentak DKI Jakarta," tuturnya di Jakarta, Kamis (25/7/2024).