Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Elpiji 3 Kg di Depok Belum Tepat Sasaran

Masyarakat didorong untuk menggunakan gas elpiji 3 kilogram sesuai peruntukkan, seiring banyaknya penyalahgunaan gas melon tersebut.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, DEPOK- Masyarakat didorong untuk menggunakan gas elpiji 3 kilogram sesuai peruntukkan, seiring banyaknya penyalahgunaan gas melon tersebut.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Pusat Bidang Energi Terbarukan Halim Kalla mengatakan elpiji 3 kilogram merupakan gas yang disubsidi oleh pemerintah bagi masyarakat miskin.

"Tapi kenyataannya banyak yang menyalahgunakan hak. Banyak orang mampu yang pakai elpiji 3 kilogram dengan dalih gas 12 kilogram mahal," ujarnya di sela menghadiri pelantikan pengurus Kadin Depok, Senin (10/10).

Dia menuturkan saat ini pemakaian gas elpiji ukuran 3 kilogram semakin meningkat karena bukan warga miskin saja yang menggunakan. Dengan demikian, pihaknya mendorong otoritas terkait untuk menindak hal tersebut dengan tegas.

Sementara itu, peristiwa miris terjadi kawasan di kawasan Tugu, Cimanggis, Kota Depok yang digemparkan oleh peredaran elpiji 3 kilogram berisi air.

Daryani, (25) warga setempat, pengecer elpiji 3 kilogram mengatakan dirinya termasuk salah satu pembeli elpiji berisi air yang dibeli salah satu pangkalan. Daryani membeli gas tersebut seharga Rp18.500.

Dia mengaku baru kali pertama mendapati gas berisi air di pangkalan tersebut yang bernama Yana. "Biasanya kan saya beli untuk dijual kembali. Tapi karena ada pembeli saya balikin lagi barang karena ada airnya, saya juga balikin lagi ke Yana," katanya.

Dia menurutkan biasanya dirinya menjual gas hasil dari pangkalan seharga Rp22.000 di tingkat konsumen rumah tangga. "Info yang saya terima, gas berisi air dikirim oleh pengantar yang biasa kirim ke pangkalan," katanya.

Dihubungi terpisah, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kota Depok Muhammad Athar mengatakan gas 3 kilogram berisi air telah beredar sepekan lalu di tiga daerah yakni Tugu, Cilodong dan Kemirimuka.

Dia memastikan peredaran gas berisi air bukan diproduksi oleh pelaku migas asal Depok karena identitasnya diketahui dari Jakarta. "Gas berisi air ini tutup plastiknya warna orange. Sementara gas yang beredar di Depok tutupnya berwarna cokelat dan hitam," katanya.

Dia menambahkan, saat ini ketersediaan elpiji 3 kilogramn di Kota Depok tergolong langka seiring semakin banyaknya pemakaian oleh warga dan munculnya pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang belum tercatat.

"Depok ini kan sebagai kota niaga jasa yang banyak pelaku UMKM-nya sementara mereka tidak tercatat oleh pemerintah. Maka kami harap keberadaan mereka diinventarisir agar pasokan elpiji bisa tepat sasaran," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper