Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2.550 Kartu OK-Otrip Telah Habis Terjual

Pemprov DKI dan PT Transjakarta terus melakukan sosialisasi pelaksanaan program OK-Otrip. Humas PT Transjakarta Wibowo mengatakan antusiasme warga terus meningkat seiring bertambahnya penjualan kartu tersebut.
Ilustrasi: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperlihatkan kartu Ok-Otrip, Kamis (14/12/2017)./ Dok.  Diskominfotik Pemprov DKI.
Ilustrasi: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperlihatkan kartu Ok-Otrip, Kamis (14/12/2017)./ Dok. Diskominfotik Pemprov DKI.

Bisnis.com, JAKARTA--Pemprov DKI dan PT Transjakarta terus melakukan sosialisasi pelaksanaan program OK-Otrip. Humas PT Transjakarta Wibowo mengatakan antusiasme warga terus meningkat seiring bertambahnya penjualan kartu tersebut.

"Penjualan kartu OK-Otrip mencapai 2.550 unit hingga 14 Januari 2018," kata Wibowo, Rabu (17/1/2018).

Dia menuturkan PT Transjakarta akan terus menambah kuota pencetakan kartu OK-Otrip hingg 5.000 unit. Badan usaha milik daerah (BUMD) tersebut optimistis jumlah pelanggan Transjakarta yang membeli kartu ini bakal meningkat.

Lebih lanjut Bowo menjelaskan saat ini Transjakarta sudah membuka tiga rute angkutan kota (angkot) yang akan masuk dalam program OK-Otrip. Nantinya angkot-angkot tersebut akan dilengkapi alat identifikasi kartu atau tap machine.

"Rute Kampung Melayu-Duren Sawit dimulai pada 15 Januari, Semper-Rorotan 16 Januari 2018, dan Kampung Rambutan-Pondok Gede per hari ini atau 17 Januari," imbuhnya.

Dia mengatakan jumlah armada angkot terintegrasi OK-Otrip yang beroperasi selama masa uji coba memang belum banyak.

Pasalnya, angkot dimiliki oleh perorangan yang tergabung dalam satu wadah koperasi. Hal ini menyebabkan belum semua pemilik setuju dengan skema kerja sama tersebut.

"Jumlah angkot untuk rute Duren Sawit-Kampung Melayu ada 15 unit. Sementara itu, angkot Semper-Rorotan 17 unit. Angkot ini beroperasi mulai pukul 05.00-23.00 wib," katanya.

Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan banyaknya pengusaha angkot yang belum bergabung dengan OK-Otrip lantaran besaran tarif rupiah/kilometer (Rp/Km).

Pasalnya, tarif Rp/Km yang ditawarkan Transjakarta hanya Rp3.430. Sementara itu, banyak koperasi Angkot meminta tarif Rp/Km sebesar Rp3.854.

"Nilai tersebut sudah dihitung berdasarkan estimasi perjalanan 160 - 165 kilometer per hari," ucapnya.

Selain pembayaran tarif di bawah permintaan, dia mengatakan beban operasional yang mesti dipikul pemilik juga cukup banyak. Mulai dari biaya bahan bakar, gaji sopir, serta biaya perawatan kendaraan harus disiapkan pemilik di muka.

Untuk itu, dia meminta Transjakarta bisa mengerti kesulitan yang dihadapi pemilik angkot. Apalagi, syarat yang diminta Transjakarta berupa standar operasional minimum (SPM) cukup banyak.

"Jika ingin angkot yang bergabung dengan OK-Otrip makin banyak, Transjakarta mau tak mau harus mendengarkan keinginan pemilik angkot," imbuhnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper