BISNIS.COM, JAKARTA- Penolakan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi akan menjadi salah satu tuntutan para buruh dalam perhelatan hari buruh yang jatuh pada 1 Mei 2013.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan sekitar satu juta buruh akan turun ke jalan pada peringatan hari buruh. Adapun dua isu besar yang akan menjadi tuntutan para buruh, antara lain penolakan terhadap penaikan BBM subsidi dan penolakan upah murah.
"Meski penaikan hanya untuk mobil pribadi saja, penaikan BBM subsidi menurunkan daya beli buruh hingga 30 %," kata Said ketika dihubungi Bisnis, Senin (29/4).
Menurutnya, penaikan harga BBM subsidi akan memengaruhi secara prikologis. Artinya, penaikan akan menjalar pada penaikan barang yang sebenarnya tidak perlu naik. "Seperti sewa rumah, harga barang akibat inflasi, pasti akan naik."
Dia menjelaskan, sebagian besar buruh menggunakan transportasi ojek dan angkutan umum. Dengan naiknya harga-harga barang di pasaran, kemungkinan besar para supir juga akan turut menaikkan tarif.
"Meski angkutan umum dan ojek tidak terdampak, angkutan umum akan tetap menaikkan tariif sekitar Rp1.000 dengan alasan harga-harga barang dan sembako naik," tambahnya.
Nantinya, perayaan hari buruh akan diikuti oleh satu juta buruh yang berada di 20 provinsi. Adapun saat ini, lanjut Said, sudah sekitar 600.000 buruh yang sudah konfirmasi. Nantinya, sekitar 135.000 buruh yang berasal dari Jabodetabek akan dipusatkan di Istana Negara.
Pada 1 Mei nanti, tepatnya pukul 10.00, para buruh akan berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia. Kemudian, sebagian besar akan menuju Istana Negara. Selain itu, buruh juga akan dipusatkan ke Gedung DPR/MPR dan enam kementerian, antara lain Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Negara BUMN, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Kementerian Kesehatan.
Menurut Said, para buruh yang akan turun ke jalan tergabung dalam KSPI, Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Federasi Serikat Buruh Independen (FSBI), dan lainnya yang seluruhnya tergabung dalam Majelis Pekerja Buruh Indonesia.
Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dita Indah Sari mengatakan pihaknya selalu melakukan pertemuan dengan pihak serikat tenaga kerja, baik secara formal maupun informal. Menurutnya, pertemuan dilakukan bukan hanya menjelang hari buruh, tapi setiap saat.
Meski begitu, pihaknya tetap melakukan persiapan menjelang hari buruh pada 1 Mei ini. "Yang pasti kami tingkatkan koordinasi dengan kepolisian dan sebagian besar kementerian. Kami menjelaskan kepada mereka, isu-isu apa saja yang akan didengungkan oleh bruuh agar mereka siap dan mengerti," katanya.
Adapun isu yang memang akan didengungkan adalah mengenai rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM subsidi.
"Ini kan momentum mereka, mereka mendengar pemerintah berencana melakukan penaikan harga BBM subsidi, pastinya mereka merespon rencana tersebut meski sekarang belum jelas naik atau tidak."
Yang pasti, lanjut Dita, isu aksi demo para buruh yang dilakukan pada 1 Mei mendapat perhatian khusus dari seluruh pihak, termasuk presiden. "Sore ini presiden akan melakukan pertemuan dengan serikat pekerja dan menteri juga, serta pihak terkait," tambahnya.
Industri Minta Verifikasi Serikat Pekerja
Selain isu penaikan harga BBM subsidi, para buruh juga akan menuntut jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat Indonesia serentak pada 1 Januari 2014 tidak dilakukan secara bertahap. Kemudian, para buruh juga menolak upah murah.
"Semua buruh harus mendapatkan upah sesuai dengan upah minimum regional (UMR). Kemudian, penggajian guru honorer juga harus disetarakan dengan upah minumum," tegas Said.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani mengatakan aksi unjuk rasa yang dilakukan para buruh seringkali tidak sepenuhnya dilakukan oleh buruh. Untuk itu, pihaknya meminta agar dilakukan verifikasi serikat pekerja.
"Kadang saya tidak tahu, apakah memang kami sedang berdiskusi dengan buruh atau ada LSM juga. Kalau sudah perundingan (seperti soal UMR), kami sudah tidak bisa menanyakan lagi," jelasnya. Oleh karena itu, pihaknya menginginkan adanya verifikasi serikat pekerja.
Nantinya, dalam melakukan diskusi atau perundingan dengan pihak pekerja, verifikasi dilihat melalui kartu karyawan dan keterlibatannya dalam Jamsostek. "Soalnya selama ini jadi besar, satu perusahaan yang karyawannya 200 orang bisa jadi 300 orang kalau sedang demo, ini kan tidak benar."
Pada intinya, melalui Apindo, menjelang hari buruh, Franky meminta agar pemerintah memberikan jaminan kepastian keamanan, kepastian hukum, serta agar dilakukan verifikasi serikat pekerja. "Tiga hal itu yang penting," tambahnya.
Said mengatakan setuju dengan apa yang diminta oleh para pengusaha. "Kami pastikan, seluruh buruh yang akan melakukan aksi unjuk rasa murni buruh, bukan LSM. Kami memiliki apa yang diinginkan para pengusaha untuk verifikasi," jelas Said.
Menteri Perindustrian M.S Hidayat meminta agar menjelang dan sesudah 1 Mei dilakukan diskusi, baik secara bipartite maupun tripartite.
"Demo sah saja, asal jangan anarkis. Saya berharap, sebelum dan sesudah 1 Mei, agar ada pembicaraan baik tripartite maupun bipartite, biar semua lancar," katanya akhir pekan lalu
(faa)
MAY DAY: Momentum Buruh Tolak Penaikan Harga BBM Subsidi
BISNIS.COM, JAKARTA- Penolakan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi akan menjadi salah satu tuntutan para buruh dalam perhelatan hari buruh yang jatuh pada 1 Mei 2013. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan sekitar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Riendy Astria
Editor : Fahmi Achmad
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
2 jam yang lalu
Taruhan Besar di Saham Adaro Minerals (ADMR)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
23 jam yang lalu
Dapat Dukungan dari Anies, Pramono Yakin Golput Menurun
1 hari yang lalu