Bisnis.com, JAKARTA - Laporan dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang dirilis Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) ternyata menuai polemik, yaitu munculnya nama Ahok Center sebagai mitra kerja.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku dirinya tidak mengetahui dan meresmikan berdirinya Ahok Center.
Dia mengatakan Ahok Center beranggotakan kelompok relawan yang pernah membantunya menyelesaikan permasalahan di rumah susun (rusun) Marunda.
"Relawan ini turun supaya bisa dikenal dan tidak dianggap liar, makanya menuliskan Ahok Center," katanya di Balai Kota, Kamis (15/8/2013).
Ahok, panggilan akrab Wakil Gubernur DKI, mengatakan Ahok Center bukanlah organisasi yang berbadan hukum, bahkan tidak memiliki rekening bank sendiri.
"Saya tahu soal itu [Ahok Center], tapi itu bukan mitra sih istilahnya," katanya.
Dia juga menyatakan tidak ada perjanjian apapun antara Ahok Center dengan pihak manapun, baik dari pihak Pemprov DKI maupun dari pihak perusahaan pemberi CSR.
Bahkan, mantan Bupati Belitung Timur ini meradang dan mempertanyakan alasan para wartawan yang dinilainya terlalu membesar-besarkan hal tersebut.
"Kesannya masalah ini dicari-cari seakan-akan kalian yang temukan masalah. Saya tanya, ini informasinya didapat karena kami yang buka atau kalian yang temukan?" katanya dengan nada yang tinggi.
Berdasarkan data BPKD, terdapat 18 CSR yang dilakukan oleh berbagai perusahaan dan mencantumkan Ahok Center sebagai mitra kerja.
Pencantuman Ahok Center sebagai mitra kerja hanya terdapat pada CSR yang diserahkan kepada Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI.
Ditemui terpisah, Pengurus Ahok Center Natanael mengungkapkan para relawan yang tergabung dalam Ahok Center merupakan anggota Center 1for Democracy & Transparency (CDT).
CDT sendiri merupakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang didirikan oleh Ahok pada akhir 2007, jauh sebelum dirinya mencalonkan diri menjadi Wakil Gubernur DKI.
"Kami sebenarnya CDT. [CDT] Ini dibentuknya sama Pak Ahok. Setelah Pilkada kemarin, [namanya berubah] jadi Ahok Center," katanya saat ditemui di Kondominium Juanda.
Natanael sendiri mengakui pembentukan Ahok Center dilakukan tanpa sepengetahuan Ahok. Menurutnya, Ahok Center hanya menjadi nama populer bagi CDT. Dia merasa Ahok Center akan terdengar lebih akrab di telinga masyarakat daripada CDT.
"Daripada ibu-ibu bingung [terhadap nama CDT], ya kami ubah saja jadi Ahok Center biar lebih dikenal," katanya.
Dia mengaku Ahok Center hanya melakukan pengawasan terhadap CSR, dan tidak melakukan pengelolaan apapun terhadap dana CSR.
Lebih lanjut, Natanael mengatakan operasional dari Ahok Center ini dibiayai dari kantong Ahok sendiri, dan tidak dibiayai melalui APBD atau perusahaan yang memberikan CSR.