Bisnis.com, JAKARTA - Lalu lintas Jakarta dan sekitarnya mengalami kemacetan luar biasa mulai dari pusat kota hingga ke pinggir seperti di Ciputat, Bekasi dan Depok. Perkiraan macet total pada 2014 bisa jadi menjadi kenyataan dan terjadi justru lebih awal.
"Sepertinya, hari ini seluruh mobil dan motor di Jabodetabek turun ke jalan. Macet... di mana-mana termasuk jalan tikus. Mari kita nikmati saja sodara2 sambil putar musik keroncong...," kata Purwoko, warga Bekasi, malam ini, Sabtu (2/11/2013).
Felix, warga Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, juga mengeluh. "Semua macet, Pondok Indah ke Ciputat macet, hingga butuh 2 jam 30 menit," kata pria asal Jember, Jawa Timur, itu.
Deborah Ellen Rahmi Mangkulla, yang tinggal di Depok, mengungkapkan hal senada. "Maceeeet.. Dari pintu kereta [Depok Baru] sampe depan Carefour [Margonda] aja 30 menit.. Mau jalan capek.. Jadi nikmatin aja deh..." Padahal jaraknya tidak lebih dari 1 km.
Ya begitulah Jabodetabek. Hal ini terjadi karena pertumbuhan populasi kendaraan di Jakarta tidak terkendali. Ini lebih cepat dari yang diperkirakan.
Kondisi kemacetan terjadi meski hanya 15% kendaraan yang turun ke jalan. Kita tidak bisa membayangkan jika seluruh kendaraan tumpah ruah di jalanan.
Kecepatan kendaraan di dalam kota pun akan menurun. Pada 2008 kendaraan masih bisa melaju rata-rata di atas 20 km per jam. Namun pada 2012 kecepatannya anjlok menjadi 16 km per jam. Pada 2014, semua kendaraan di Jakarta akan stuck, seperti yang sudah diramalkan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di awal kepemimpinannya jika tidak ada upaya keras dari seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah hingga warga masyarakat.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, pada 2013 pertumbuhan kendaraan mencapai 1.600-2.400 unit per hari. Sebanyak 16,5% merupakan pertambahan mobil dan sisanya adalah motor, bus, dan truk.
Jumlah kendaraan di Jabodetabek yang beroperasi di Jakarta mencapai 38,7 juta unit, terdiri dari 26,1 juta unit sepeda motor, 5,3 juta unit mobil, 1,3 juta unit bus, dan 6,1 juta unit. (LN)
