Bisnis.com, JAKARTA--Meski tahun ini Pemprov DKI Jakarta tidak akan menambah armada bus Transjakarta, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan optimalisasi bus Transjakarta akan didahulukan sebelum MRT beroperasi.
"Sebelum ada Mass Rapid Transit [MRT] dan kereta nanti tambah banyak, bus dulu yang dipercepat. Tadi saya sudah bicara sama Pak Wakapolda, koordinasi dengan Polda. Mereka juga mendukung," ujarnya di Balai Kota, Selasa (20/5/2014).
Dia mengatakan akan memperketat aturan sterilisasi busway. Dengan menggandeng Polda, akan diberlakukan kartu tilang biru bagi penerobos jalur Transjakarta. "Polda mulai sosialisasi. Begitu semua jalan siap, kita akan tilang biru ini. Anda masuk jalur busway pasti kita tilang biru," katanya.
Lebih lanjut, menurutnya, pengadaan bus akan tetap dilakukan tetapi dengan cara berbeda. "[PT Transjakarta] enggak mau beli bus. Operator yang beli. Itu gampanglah, kecuali cari-cari celah hukum. Yang penting orang DKI dapat tambahan bus dan polisi bantu kita sterilkan jalur," tambahnya.
Mengenai penambahan armada bus Transjakarta, Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih mengatakan terdapat beberapa cara yang dilakukan.
Pertama, penambahan dilakukan melalui operator. Kedua, penambahan dilakukan sendiri melalui mekanisme e-catalogue. Ketiga, ada juga sistem bagi dengan operator. Operator yang mengurus tentang armada beserta operasionalnya, sementara pihak PT Transjakarta menanggung biaya perawatannya.
"Mereka [operator] beli bus yang baru. Terus kita hitung perkilometer. Kedua, kita running sendiri. Bayarnya tetap perkilometer tapi bayarnya ke kita sendiri. Atau bisa juga operator yang urus operasionalnya, kita yang urus maintenance-nya," jelasnya.
Dia menjelaskan melalui rapat umum pemegang saham (RUPS), dikukuhkan PT Transjakarta yang akan membawahi operator bus sedang menjadi satu bendera.
"Kalau kata Pak Wagub agar proses pengadaan bus lebih cepat karena kita sudah jadi BUMD dan peraturannya akan lebih mudah bagi kita," ucapnya.