Kabar24.com, DEPOK -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia mengakui dampak penaikan harga gas elpiji 12 kilogram berpengaruh terhadap industri perhotelan di wilayahnya.
Sutrisno Irwantono, Wakil Ketua PHRI Kota Depok menegaskan penaikan harga gas 12 kilogram tersebut merugikan para pengusaha dan hotel restoran.
Pihaknya mengaku mengalami kerugian sebesar 40% akibat penurunan omset seiring okupansi hotel di Depok cenderung mengalami penurunan.
"Sebagian besar omset hotel dan restoran di Depok adalah pemesanan makan dan keterisian kamar. Dengan penaikan gas tersebut jelas ada penambahan pengeluaran," ujarnya pada Bisnis, Rabu (7/1/2015).
Pihaknya saat ini terpaksa menaikan harga menu makanan sekitar 15% dari harga sebelumnya. Bahkan, kata dia, sebagian hotel melakukan pengalihan penggunaan gas dari 12 kilogram menjadi 3 kilogram.
"Langkah ini kami lakukan agar industri perhotelan terus berjalan. Hal ini pun dilakukan melihat adanya dugaan kelangkaan gas elpiji 12 kilogram," ujarnya.
Sutrisno mengatakan pihaknya akan duduk bersama dengan Hiswana Migas dan Kadin Kota Depok untuk mencari solusi.
Pihaknya akan melayangkan surat pada PT Pertamina agar meninjau kembali penaikan gas elpiji tersebut.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) pada awal Januari 2015 menaikkan harga elpiji 12 kilogram naik Rp18.000 per tabung atau sebesar Rp1.500 per kilogram.