Bisnis.com, JAKARTA — Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan gempa berkekuatan 4,9 Magnitudo yang mengguncang Bekasi, Jawa Barat, tak disertai retakan tanah sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral M. Wafid menjelaskan secara geologis lokasi pusat gempa bumi berada di darat, dengan morfologi wilayah terdekat didominasi oleh dataran, berombak, bergelombang, hingga pegunungan.
"Litologi penyusun wilayah ini terdiri atas batuan sedimen berumur tersier, batuan gunungapi berumur kuarter, dan endapan aluvium berumur resen. Batuan yang telah mengalami pelapukan dan/atau sedimen permukaan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi," kata Wafid dalam siaran pers, Rabu (20/9/2025).
Selain itu, masyarakat diharapkan melakukan pemeriksaan mandiri terkait kondisi bangunan setelah terjadi gempa bumi; mengamati dan mematuhi rambu evakuasi; menjauhi daerah tebing yang berpotensi terjadi gerakan tanah, terutama saat terjadi hujan.
"Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak diikuti oleh bahaya ikutan, seperti retakan tanah, penurunan lahan, likuefaksi dan longsoran. Oleh karena itu masyarakat tidak perlu khawatir," kata Wafid.
Lalu, sambungnya, bangunan di daerah rawan gempa bumi diharapkan dapat mengikuti kaidah bangunan tahan gempa, guna menghindari risiko kerusakan, serta dilengkapi dengan jalur evakuasi.
Baca Juga
Secara umum, tambahnya, kekerasan batuan permukaan dipengaruhi oleh umur dan jenis batuan. Batuan yang berumur lebih muda atau yang telah mengalami pelapukan mempunyai kekerasan lebih rendah begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan data tapak lokal (Vs30), wilayah terdekat dengan pusat gempa bumi diklasifikasikan ke dalam kelas tanah C (tanah sangat padat dan batuan lunak), kelas tanah D (tanah sedang), dan kelas tanah E (tanah lunak).
"Keberadaan kelas tanah yang lebih lunak ini berarti potensi guncangan gempa bumi di area tersebut bisa terasa lebih intens," kata dia.
Dari aspek penyebab, ujar Wafid, analisis parameter sumber mengungkapkan gempa ini diakibatkan oleh sesar naik pada zona Sesar Baribis.
Sampai dengan laporan ini dibuat, tidak ada informasi terkait dengan kerusakan bangunan dan korban jiwa akibat kejadian gempa bumi ini. Guncangan gempa bumi ini dirasakan dengan intensitas III-IV MMI (Modified Mercalli Intensity) di Bekasi, dan III MMI di Purwakarta, Jakarta, Depok, Cikarang, dan Bandung.
Daerah ini terletak pada Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Menengah. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi gempa bumi berpusat di darat.
Masyarakat pun diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Termasuk, jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.