Bisnis.com, DEPOK -- Kalangan pengusaha hotel di Jawa Barat tengah merasa dihantam dan terpaksa melakukan efisiensi usaha sebagai dampak dari penaikan harga gas elpiji 12 kilogram pada awal Januari lalu.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar mengatakan sebagai pengguna gas elpiji 12 kilogram, industri perhotelan merasa efisiensi harus dilakukan sebagai salah satu cara menekan pengeluaran.
"Kita sebetulnya pasrah saja dengan naiknya gas elpiji, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya efisiensilah yang harus dilakukan," ujarnya, Rabu (7/1).
PT Pertamina (Persero) pada awal Januari 2015 menaikkan harga elpiji 12 kilogram Rp18.000 per tabung atau sebesar Rp1.500 per kilogram.
Penaikkan harga gas elpiji 12 kilogram tersebut dilakukan untuk menutupi kerugian yang selama ini dialami PT Pertamina.
Akan tetapi, kalangan pengusaha menilai penaikan tersebut cukup membebani.
Herman menuturkan industri perhotelan saat ini merasa dihantam bertubi-tubi dengan sejumlah kebijakan pemerintah termasuk penaikan harga gas elpiji tersebut.
"Mungkin juga hotel di Jabar tidak akan menaikan harga tarif kamar atau menu restorannya, karena kondisi perhotelan saat ini sedang terpuruk," paparnya.