Bisnis.com, BOGOR - Pemerintah Kabupaten Bogor mencatat 70% sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) masih berdaya saing lemah menjelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
Asep Saefulloh, Kepala Bidang Perindustrian Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Bogor mengatakan pelaku UMKM yang harus dibina tersebut terdapat di sejumlah bidang.
Pengusaha kecil menengah yang masih berdaya saing lemah berada di bidang pangan dan nonpangan, ujarnya di sela-sela menghadiri Musrembang 2016 di areal kompleks Pemkab Bogor, Selasa (3/3).
Dia memaparkan banyak pelaku UMKM yang berasal dari kalangan buruh yang sebelumnya diberhentikan oleh perusahaan gulung tikar. Sehingga, kualitas produk yang dihasilkan kurang berdaya saing karena mereka kurang berpengalaman.
Asep mengutarakan faktor kreatifitas para pelaku usaha di Kabupaten Bogor juga masih lemah dan perlu pembinaan mendalam dari berbagai pihak terutama dinas terkait.
Keterampilan mereka sebagian besar masih dalam tahap pemula, sementara yang ahli dari mereka jarang, jadi tidak seimbang, ungkapnya.
Menurutnya, agar produk yang dihasilkan pelaku UMKM di Kabupaten Bogor berdaya saing tinggi, pihaknya mendorong agar pelaku usaha mengembangkan diri.
Dia mencontohkan, produk pertanian seperti singkong yang dihasilkan pelaku usaha hanya sebatas menjadi camilan kripik. Padahal, banyak aneka makanan yang bisa dikembangkan dari hasil kreatifitas tinggi.
Yang tak kalah penting adalah pelaku UMKM banyak yang kurang melek gajet. Padahal itu akan sangat membantu baik produksi atau pun pemasaran, ujarnya.
Dia menambahkan Diskoperindag Kabupaten Bogor akan menggelar pelatihan peningkatan mutu produk. Pihaknya tahun ini telah menganggarkan Rp3 miliar untuk melatih 800 pelaku UMKM pangan dan nonpangan.
Untuk menunjang produk hasil para pelaku UMKM, kami juga telah mendirikan galeri UKM di kompleks Pemkab Bogor. Saat ini, sekitar 200 produk telah dipasarkan di galeri itu, ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Seksi Perekonomian Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Yogi Tritugastyo menuturkan terdapat sekitar 300 pelaku UMKM tas di wilayahnya.
Yogi mengatakan hampir seluruh pelaku UMKM di wilayah Kecamatan Ciampea berdaya saing lemah lantaran masih berfokus pada bahan baku imitasi.
Pelaku UMKM di Ciampea, lanjutnya, kebanyakan masih menggunakan cara tradisional dalam memproduksi tasnya, sehingga hasilnya kurang maksimal.
Produk yang dijual juga kebanyakan ke pasar tradisional sehingga harganya rendah, mereka juga mengaku sulit menjual ke pasar modern, ungkapnya.