Bisnis.com, BOGOR - Direktur PT Karunia Lautan Semesta Alam Slamet Riyanto menolak perusahaanya disebut fiktif seperti beberapa perusahaan pemenang proyek pengadaan uninterruptible power supply (UPS) lainnya.
"Tidak ada perusahaan kami fiktif. Silahkan dicek ke alamatnya langsung. Ada kantor di situ," ujarnya ketika dihubungi Bisnis.com, Senin (9/3/2015).
Saat dihubungi, Slamet mengatakan sedang di luar kota. Dia mengaku sedang menggarap sebuah proyek kontruksi. Slamet mengatakan pihaknya memenangkan tender pengadaan UPS untuk SMKN 31 Jakarta pada tahun lalu.
PT Karunia Lautan Semesta Alam, seperti disebutkan LPSE Jakarta memenangkan tender tersebut sekitar Rp5,8 miliar. Belakangan, proyek pengadaan tersebut dipersoalkan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok).
Ahok menduga terdapat pemborosan uang rakyat oleh anggota DPRD DKI Jakarta. Dia menyebut ada praktik dana siluman dalam proyek itu.
Dugaan Ahok, para perusahaan pemenang tender tersebut merupakan pihak yang sama. Dia menyebut proyek tersebut sebagai arisan.
Proyek pasokan daya bebas gangguan itu menggunakan dana APBD 2014 yang diduga menghabiskan Rp330 miliar dengan harga sekitar Rp 5,8 miliar tiap unitnya. Terdapat sekitar 39 perusahaan yang memenangkan tender itu.
Bisnis.com menelusuri alamat tersebut. Sebuah bangunan yang didaulat sebagai kantor itu memiliki gerbang terbuat dari kayu yang cukup kuat.
Halaman di dalamnya cukup luas. Terdapat sekitar delapan kolam ikan berukuran sederhana. Tampak juga beberapa meter lahan kosong di areal kantor itu.
Dari pantauan, alamat perusahaan di Bukit Cimanggu Villa Blok G1 No.3 Kota Bogor tersebut memang mirip sebuah kantor. Ada beberapa mobil terparkir.
Di halamannya terdapat kabel tergulung dalam rol berukuran besar. Ada sebuah tiang berisi bendera merah putih berkibar tepat di depan kantor tersebut.