Bisnis.com, BOGOR— PT Karunia Lautan Semesta Alam, salah satu pemenang proyek pengadaan UPS SMKN 31 DKI Jakarta senilai Rp5,8 miliar berlokasi di Bukit Cimanggu Villa Blok G1 No.3 Kota Bogor.
Perusahaan ini termasuk salah satu yang disebut-sebut sebagai pemenang proyek pengadaan dalam dugaan penggelembungan anggaran oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok).
Bisnis.com pada Minggu (8/3/2015) menelusuri alamat tersebut. Tak sulit menemukan alamat perusahaan yang sesuai diinformasikan LPSE Jakarta itu. Sebuah bangunan yang didaulat sebagai kantor itu memiliki gerbang terbuat dari kayu yang cukup kuat. Halaman di dalamnya cukup luas. Terdapat sekitar delapan kolam ikan berukuran sederhana. Tampak juga beberapa meter lahan kosong di areal kantor itu.
Kemal, seorang pegawai yang mengaku baru dua minggu bekerja mengurus kolam ikan, tidak mengetahui kegiatan sehari-hari di kantor ini.
"Kurang tahu saya Mas," ujarnya.
Begitu juga Juli, rekan Kemal yang sama-sama mengurus kolam tersebut.
Kemal mengatakan para pekerja sedang libur termasuk office boy. Setiap hari kerja, kata dia, selalu ada pegawai di kantor itu. Setiap hari libur, kantor hanya dihuni oleh dirinya dengan Juli.
"Tapi kami tidurnya di pos itu," kata dia sambil menunjuk arah sebuah pos di areal taman kantor itu.
Hari ini, Senin (9/3/2015) Bisnis.com kembali menelusuri alamat kantor tersebut. Ada sejumlah kendaraan mobil terparkir. Seorang pria berpakaian santai tampak keluar membuka pintu. Namanya Ciko. Dia mengaku sebagai anak dari pemilik perusahaan.
Dia juga mengaku sebagai pemilik sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perikanan.
"Kalau saya numpang saja di kantor sini," paparnya.
Fiktif
Menurut Ciko, PT Karunia Lautan Semesta Alam memang perusahaan milik ayahnya yang belakangan diketahui bernama Slamet Riyanto. Tetapi Ciko tidak tahu persis perusahaan tersebut bergerak di bidang apa.
"Wah saya tidak tahu, yang jelas bapak seorang kontraktor," ungkapnya.
Menurutnya, ayahnya, Slamet, sedang tidak berada di kantor. Slamet tengah berada di luar kota.
"Bapak sepertinya lagi di bandara. Tadi baru saja keluar," ungkapnya.
Dari pantauan, alamat perusahaan tersebut memang mirip sebuah kantor. Ada beberapa mobil terparkir. Sejumlah kabel tergulung dalam rol berukuran besar. Ada sebuah tiang berisi bendera merah putih berkibar tepat di depan kantor tersebut.
Seorang satpam perumahan yang tidak jauh dari lokasi kantor perusahaan tersebut mengatakan bahwa setiap hari selalu ada aktvititas di rumah beralamat G1 Nomor 3 itu.
“Kalau hari libur yang orang-orang di sana juga libur,” ujarnya.
Seperti diketahui, sebagian perusahaan pemenang proyek pengadaan perangkat uninterruptible power supply (UPS) diduga tak memiliki kantor resmi alias fiktif.
Proyek pasokan daya bebas gangguan itu menggunakan dana APBD 2014 yang diduga menghabiskan Rp330 miliar dengan harga sekitar Rp 5,8 miliar tiap unitnya.
Ahok menduga terdapat praktik pemborosan uang rakyat oleh anggota DPRD DKI Jakarta. Dia menyebut ada praktik dana siluman dalam proyek itu.
Ahok juga menduga bahwa para perusahaan pemenang tender tersebut merupakan pihak yang sama. Dia menyebut proyek tersebut sebagai arisan.