Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Transportasi Kota Jakarta menyatakan bahwa permintaan DPD Organda DKI Jakarta yang mengusulkan kenaikan tarif angkutan di Ibu Kota sebesar Rp500 dinilai wajar.
"Pada dasarnya wajar saja kalau mereka meminta kenaikan itu, karena pada waktu harga BBM turun mereka juga menurunkan tarifnya, sehingga kalau ini terjadi kenaikan lagi, mereka naikin kembali, ya cukup wajar," tutur Edi Nursalam, Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta, Rabu (1/4).
Namun demikian, hal tersebut belum tentu bisa disetujui oleh pemerintah daerah, karena Menteri Perhubungan Ignasius Jonan tidak setuju apabila pengusaha angkutan umum menaikkan tarifnya.
"Tapi itu belum tentu disetujui, soalnya Pak Jonan kan nggak setuju ada kenaikan tarif," tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga sepakat terhadap adanya rencana penyesuaian tarif batas bawah dan tarif batas atas untuk beberapa kendaraan tertentu sebagai antisipasi fluktuasi kenaikan harga BBM tahun ini.
Pasalnya, beberapa bulan ke depan memang diperkirakan masih akan ada penyesuaian kenaikan harga BBM lagi yang akan diberlakukan pemerintah.
"Dengan tarif batas dan atas itu maka pengusaha tidak akan dipusingkan lagi dengan revisi-revisi tarif angkutan lagi," tuturnya.
Edy menambahkan bisa saja pemerintah menyediakan BBM khusus angkutan umum yang harganya berbeda dengan kendaraan lainnya, agar tarif yang dikenakan tidak membebani masyarakat pengguna tranportasi umum tersebut.
Seperti diketahui, Organda DKI Jakarta mengusulkan tarif angkutan umum mengalami kenaikan Rp500, menyusul penaikan harga BBM per 28 Maret lalu.
Sebelumnya, pemerintah kembali menaikkan harga BBM jenis solar dan premium untuk wilayah luar Pulau Jawa, Madura, dan Bali masing-masing sebesar Rp500 per liter dari harga lama.
Harga Solar naik menjadi Rp6.900 per liter dari Rp6.400 per liter. Harga Premium RON 88 naik menjadi Rp7.300 per liter dari harga Rp6.800 per liter.
Ada pun untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali, harga BBM jenis Premium naik menjadi Rp7.400 per liter dari harga awal Rp6.900 per liter.
Harga Solar di Jawa, Madura, Bali sama dengan yang ditetapkan di luar Jawa, Madura, Bali, yaitu Rp6.900 per liter.
