Bisnis.com, JAKARTA--Director of Future Transport Tsinghua University Jianping Wu mengatakan tantangan Pemprov DKI saat ini bukan sekadar mengangkut banyak warga, tetapi menyediakan moda transportasi berkualitas.
Profesor yang fokus mendalami masalah angkutan umum perkotaan tersebut menuturkan buruknya kondisi lingkungan, terutama polusi udara di Jakarta, harus dipertimbangkan Pemprov DKI sebelum membangun transportasi massal.
"Saya baru sekali ke Jakarta. Polusi udara di sini sangat buruk. Masalah kenyamanan dan keamanan menjadi penting jika pemerintah ingin mengajak para pemilik mobil untuk menggunakan transportasi umum," paparnya dalam sesi diskusi "Unlocking the Grid: Solutions for Urban Mobility." pada acara New Cities Summit 2015 di Jakarta, Selasa (9/6/2015)
Selain merancang moda transportasi umum yang aman dan nyaman, dia menyarankan Pemprov DKI untuk bekerja sama dengan pihak swasta untuk menyediakan berbagai jenis kendaraan yang dapat terhubung dengan mass rapid transit (MRT) dan light rapid transit (LRT).
"Pemerintah dapat bekerja sama dengan pengusaha bus, mini bus, bahkan taksi untuk menyediakan layanan transportasi memadai. Perhitungkan juga tarif yang bersaing untuk menarik minat masyarakat," paparnya.
Progres pengerjaan infrastruktur MRT Jakarta terus berlanjut. PT MRT Jakarta siap melaksanakan tahap pengeboran stasiun bawah tanah bulan depan mengingat satu unit mesin bor terowongan (tunnel boring machine/TMB) sudah telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok.
Sementara itu, Pemprov DKI mempersiapkan lelang pembangunan LRT trayek koridor I yang dimulai dari Kebayoran Lama, Jakarta Selatan hingga Kelapa gading, Jakarta Utara. Pemprov DKI berencana membangun 70%-80% untuk infrastruktur jalan, termasuk rel kereta LRT. Nantinya, skema pengoperasian sistem signal dan kereta (rolling stock) akan diserahkan ke pihak swasta.