Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dirut PDAM Jaya Dicopot, Ini Musababnya

Ada banyak hal yang menjadi pertimbangan Gubernur Ahok - sapaan akrab Basuki - untuk merotasi Direktur Utama PDAM Jaya. Katanya, Ahok merasakan banyak kekecewaan terhadap kepemimpinan Sri W. Kaderi.
Air bersih. /jibi
Air bersih. /jibi

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Penanaman Modal Pemerintah (BPMP) DKI Jakarta Catur Laswanto membenarkan dirinya telah menyerahkan surat keputuan penggantian Sri Widjayanto Kaderi sebagai Direktur Utama PDAM Jaya dan digantikan oleh Erlan Hidayat.

Erlan Hidayat, sebelumnya menjabat sebagai Direktur Administrasi dan Keuangan PT Jakarta Propertindo (Jakpro), kemudian Sri Widjayanto Kaderi dipindahtugaskan menjadi Anggota Badan Pengawasan Perusahaan Air Minum (BP PAM) Jakarta.

Catur Laswanto membenarkan hal tersebut. Pihaknya mengatakan dengan penggantian jajaran direksi itu, Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengharapkan kinerja perusahaan daerah air minum milik DKI tersebut dapat meningkat positif secara siginifikan.

Erlan diharapkan dapat bekerja lebih baik lagi melakukan percepatan pelayanan air bersih kepada warga Jakarta yang jauh lebih profesional dari sebelumnya.

"Pak Erlan itu kan punya pengalaman memimpin yang banyak. Sebelum di Jakpro beliau juga di PT MRT. Jadi pengalaman yang banyak ini diharapkan dapat memberikan percepatan untuk penanganan air bersih di Ibu Kota yang lebih profesional," ujarnya.

Menurutnya, ada banyak hal yang menjadi pertimbangan Gubernur Ahok - sapaan akrab Basuki - untuk merotasi Direktur Utama PDAM Jaya. Katanya, Ahok merasakan banyak kekecewaan terhadap kepemimpinan Sri W. Kaderi.

Sri W. Kaderi dianggap tidak mampu memperbaiki kinerja PDAM Jaya, misalnya masih tingginya tingkat kebocoran, pelayanan air bersih kepada masyarakat berpenghasilan rendah masih terbatas, ketersediaan air baku yang masih perlu ditingkatkan.

"Beberapa hal itu yang tentu menjadi perhatian ke depan. Kebutuhan air kan semakin meningkat dari tahun ke tahun, dan itu sjak sekarang perlu disiapkan untuk dilakukan percepatan penanganan," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper