Bisnis.com, JAKARTA-- Omzet keseluruhan penjualan parsel selama bulan puasa di beberapa kios Kasawan Cikini, Jakarta Pusat, menurun hingga 70 persen dari tahun lalu menjelang dua hari Lebaran Idut Fitri.
"Dibandingkan tahun lalu, penjualan tahun ini merosot dari Rp100 juta sekarang turun menjadi Rp70 jutaan," kata salah satu pedagang parsel makanan dan keramik di Jalan Cikini Raya, Rahmadi, di Jakarta, Rabu (15/7/2015).
Secara nasional, pertumbuhan ekonomi yang di bawah target pemerintah cukup menyumbang terhadap daya beli masyarakat.
Rahmadi yang sudah berjualan di seberang Stasiun Cikini sekitar delapan tahun tersebut mengatakan pembeli biasanya sudah ramai sejak awal puasa, namun sekarang baru ramai pada minggu ketiga bulan puasa.
Dikatakan, ada beberapa pelanggan yang tidak memesan pada tahun ini karena instansi atau lembaga tempat mereka bekerja melarang untuk memberikan parsel sebagai bentuk anti gratifikasi.
Hal serupa juga dirasakan pedagang lain parsel, yang hanya meraup omzet sekitar Rp20 juta selama sebulan berjualan.
"Kalau tahun lalu, sehari bisa terjual 20 parsel paling banyak, sedangkan tahun ini paling banyak hanya 10 parsel," kata Asih, pedagang parsel makanan.
Hanya ada sekitar 15 kios parsel Lebaran di Kawasan Stasiun Cikini yang masih berjualan mengingat hari ini adalah hari terakhir bagi pedagang untuk beraktivitas di area tersebut.
Satpol PP pada Rabu (15/7/2015) sore menertibkan sebanyak 44 kios parsel di sepanjang Jalan Raya Cikini guna menertibkan agar aktivitas pedagang di bahu jalan tidak mengganggu pengemudi pada malam takbir hingga Idul Fitri tiba.
Para pedagang sebelumnya pun telah diberitahu melalui surat edaran tentang penertiban kios parsel pada H-2 Lebaran.