Bisnis.com, DEPOK-- Calon Wali Kota (cawalkot) Depok nomor urut dua Muhammad Idris mengaku tidak takut apabila dipanggil pihak kepolisian ihwal dugaan pemalsuan ijazah saat pencalonannya di Pilkada Depok 2010.
Saat itu, Idris mencalonkan menjadi wakil wali kota mendampingi Nur Mahmudi Ismail. Diduga, pemalsuan ijazah itu untuk memuluskan syarat pencalonannya.
"Saya siap-siap saja kalau dipanggil. Tapi, kan sampai saat ini belum ada panggilan. Saya justru hanya tahu kabar polisi akan panggil saya dari surat kabar," ujarnya, Kamis (3/9/2015).
Pelaporan dugaan pemalsuan ijazah Idris bukan kali pertama dilakukan. Saat Pilkada Depok 2010 tersebut ada sejumlah pihak yang melaporkan kasus dugaan tersebut ke kepolisian.
Idris melanjutkan, pihaknya tidak khawatir persoalan tersebut mengganggu pencalonannya pada Pilkada Depok 2015 ini.
"Tidak perlau khawatir atau terancam," ujarnya.
Bahkan, dalam sebuah kesempatan, Idris pernah menyatakan bahwa pelaporan dugaan ijazah tersebut hanyalah dinamika sebuah politik belaka.
"Justru bisa menguntungkan saya karena bisa lebih terkenal," katanya.
Pada Pilkada Depok 2015, Idris maju didampingi calon wakilnya Pradi Supriatna dari Partai Gerindra. Idris diusung dari Partai Keadilan Sejahtera.Adapun, pasangan nomor urut satu yakni Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi diusung PDI-P, PKB, PAN dan Nasdem. Pilkada Depok akan digelar pada 9 Desember 2015.