Bisnis.com, JAKARTA-- Kota Bekasi hingga saat ini tak memiliki sarana utilitas.
Akibatnya, jalanan sering kali rusak lantaran kerap digali oleh perusahaan yang memiliki kepentingan.
"Baru satu titik akan dibangun utilitas," kata Kepala Dinas Tata Kota Bekasi, Koswara, Jumat (18/9/2015).
Menurut dia, sarana utilitas penting. Sebab, bisa digunakan untuk berbagai kepentingan. Misalnya, untuk pemasangan kabel listrik, telkom, pipa, atau untuk saluran air.
Selama ini, kata dia, sejumlah perusahaan yang mengerjakan sendiri-sendiri.
"Perusahaan satu baru selesai, ganti satunya lagi," kata dia.
Diakui, adanya galian menyebabkan gangguan arus lalu lintas. Badan jalan menyempit, belum lagi tanah bekas galian membuat jalan menjadi kotor.
Menurut Koswara, pembuatan galian untuk pemasangan kabel atau pipanisasi bisa memakan waktu sebulan.
Pemerintah Kota Bekasi tahun ini baru akan membangun di sepanjang Jalan KH Noer Alie. Utilitas tersebut dibuat di jalur pedestrian sepanjang sekitar 3 kilometer mulai dari Jalan Ahmad Yani hingga perbatasan Jakarta Timur di Sumber Artha.
"Jika sudah ada utilitas, nanti tidak ada galian lagi," kata dia.
Kesulitan
Koswara mengatakan, seharusnya seluruh jalan di Kota Bekasi sudah terdapat sarana utilitas. Namun, kata dia, pihaknya kesulitan mewujudkan lantaran mayoritas sudah tertanam. Selain itu, sempitnya jalan yang ada.
"Harus ada pelebaran jalan, kemudian di bawahnya dibuat utilitas.”
Menurut Koswara, dengan adanya utilitas, kabel-kabel yang ada menjadi rapi, sehingga tak mengganggu keindahan kota. Selain itu, meminimalisasi kecelakaan akibat kabel-kabel yang ada di atas.
"Kota-kota di negara maju utilitasnya bagus," kata Koswara.
"Tidak ada kabel-kabel membentang di atas jalan."
Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi, Tri Adhianto’ mengatakan pembangunan sarana utilitas dilakukan secara bertahap. Setelah selesai di Jalan KH Noer Alie, tahun depan dilanjutkan di Jalan Ahmad Yani berikut jalur pedestrian.
"Target kami di jalan-jalan utama dulu," kata Tri.
Namun, kata Tri, pihaknya kesulitan mewujudkan lantaran minimnya anggaran. Apalagi, ujar dia, setiap pembuatan sarana utilitas dibutuhkan pelebaran jalan.
"Kami bangun sesuai dengan kemampuan keuangan daerah," ujar Tri.